Nasirudin, M. (2014) المعرب والمبني عند البصريّين والكوفيّين البحث العلمي. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
932502610 prabab.pdf Download (420kB) |
|
Text
932502610 bab1.pdf Download (398kB) |
|
Text
932502610 bab2.pdf Download (372kB) |
|
Text
932502610 bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (750kB) |
|
Text
932502610 bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (501kB) |
|
Text
932502610 bab5.pdf Download (238kB) |
|
Text
932502610 DP.pdf Download (182kB) |
Abstract
Menilik dalam sejarah perkembangan ilmu nahwu, sejak diletakan dan dirumuskan dasar-dasar ilmu Nahwu pada perkembangan abad ke 1 H oleh sahabat Abu Al-Aswad Al-Du’ali (Peletak dasar ilmu Nahwu), atas inisiatif sahabat ‘Ali bin Abi Thalib, ilmu nahwu telah banyak mengalami perkembangan, dan menemukan momentumnyha dalam perjalanan historisnya serta kemajuannya pada masa dinasti Abbasiyyah, yaitu pada pertengahan abad ke 2 H, di Basrah. Kota ini merupakan pusat ilmu pengetahuan, khususnya bagi ilmu Nahwu. Kota ini banyak melahirkan berbagai macam madzhab Nahwu setelahnya. Nama dalam ilmu nahwu terklarifikasikan menjadi dua kelompok besar, pertama, Madzhab Nahwu Basrah, yang dimotori oleh Imam Sibawah, kedua, madzhab Nahwu Kufah, yang dimotori oleh Imam al-Kisa’i. kedua kelompok ini memiliki perbedaan dan keunikan serta tradisi-tradisinya dalam bangunan kerangka teoritis ilmu Nahwunya. Sehingga sering kita jumpai hamper dalam setiap perdebatan wacana tentang persoalan ilmu Nahwu yang diusungkan oleh masing-masing kubu memiliki perbedaan yang sangat fundamental dalam pandangan-pandangannya termasuk dalam bab mu’rob dan mabni. Karena bab ini tak lepas dari kajian ilmu nahwu. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui tentang (1) Bagaimana pandangan ulama’ Basrah Kufah dalam mu’rob dan mabni(2) apa sebab perbedaan pendapat antara basrah kufah dalam mu’rob mabni (3) Apa implikasi dari perbedaan pendapat tersebut. Adapun penelitian yang digunakan ialah analisis dan komparatif. Dari persoalan nahwu yang cukup menarik perhatian untuk dikaji dan dianalisis adalah pandangan ulama Basrah dan Kufah tentang Mu’rob dan Mabni. Dalam permasalahan ini ulama Basrah dan Kufah memiliki pandangan yang berbeda. Perbedaan pendapat antara ulama Nahwu dalam masalah Mu’rob dan Mabni itu secara lafdzi atau ma’nawi. Menurut ulama Basrah, Mu’rob dan Mabni itu secara lafdzi. Sedangkan menurut ulama Kufah Mu’rob dan mabni itu secara ma’nawi.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE (Ilmu Bahasa, Komunikasi dan Budaya) > 2004 Linguistics (Ilmu Bahasa) > 20040901 'Ilmu al-Nahw (Arabic Syntax and Grammar) |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah > Jurusan Pendidikan Bahasa Arab |
Depositing User: | Muh Hamim |
Date Deposited: | 01 Feb 2023 02:51 |
Last Modified: | 01 Feb 2023 02:51 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/7606 |
Actions (login required)
View Item |