Haliza, Dila Alfiana Nur (2023) Obat Herbal Perspektif Al-Qur’an Analisis Obat Herbal sebagai Pengobatan Alternatif (Studi Tematik Tafsir Ilmi Ayat-Ayat Obat Herbal). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
933807519_prabab.pdf Download (1MB) |
|
Text
933807519_bab1.pdf Download (618kB) |
|
Text
933807519_bab2.pdf Download (637kB) |
|
Text
933807519_bab3.pdf Download (1MB) |
|
Text
933807519_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (737kB) |
|
Text
933807519_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (313kB) |
|
Text
933807519_daftar_pustaka.pdf Download (448kB) |
|
Text
933807519_pernyataan_persetujuan_publikasi.pdf Download (202kB) |
Abstract
Obat herbal merupakan obat alami yang bersal dari bahan-bahan alam baik tumbuhan, hewan dan lain sebagainya. Obat herbal dapat menjadi pengobatan alternatif dalam mengobati suatu penyakit. Al-Qur’an di dalamnya terdapat ayat-ayat yang menjelaskan beragam tanaman dan hasil dari makhluk hidup bermanfaat sebagai obat. Selaras dengan hal tersebut dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis-jenis obat herbal dalam ayat al-Qur’an, penafsiran ayat obat herbal dengan tafsir ilmi dan korelasi ilmiah terhadap obat herbal sehingga dapat digunakan untuk mengobati suatu penyakit serta menjadi alternatif dalam dunia pengobatan. Penelitian ini menggunakan metode maud}u>’i (tematik) dengan riset tematik konseptual. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni library researech (kepustakaan). Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber mulai dari kitab tafsir ilmi baik klasik maupun modern seperti kitab al-Tafsi>r al-Kabi>r aw Mafa>ti>h} al-Ghaib, al-Jawahir Fi Tafsir al-Qur’an Aa-Karim, hingga kitab tafsir kontemporer seperti Tafsir al-Mishbah dan Tafsir Kementrian Agama RI. Selain itu penelitian ini juga merujuk pada buku, artikel, jurnal, dan berbagai literatur lainnya yang terkait dengan tema penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan ada sekitar 23 jenis obat-obatan herbal dalam al-Qur’an, beberapa diantaranya yakni bawang putih dan bawang merah (Q.S. al-Baqarah: 61, jahe (Q.S. al- Insa>n: 17), kemangi (Q.S. al-Rahma>n:12) dan madu (Q.S. al-Nah{l: 69). Adapun penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dari jenis obat herbal dalam tafsir ilmi seperti penafsiran al-Baqarah ayat 61 dalam ayat tersebut terdapat lafad fu>m dan bas}al, T>>{ant}awi Jawhari mengartikannya dengan dua arti yaitu gandum dan bawang putih, sedangkan ar-Razi mengartikan kata fu>m dengan gandum, bawang putih, dan keju. Namun dengan berdasar pada perkataan Nabi musa dan shahih lebih banyak mengatakan bahwa fu>m adalah bawang putih begitu juga makna bas}al yang berarti bawang merah. Selanjutnya pada Q.S. al- Insa>n ayat 17 pada lafad zanjabi>l dalam Tafsi>r al-Jawa>hir memaknainya jahe sebagaimana orang Arab senang mencampurkannya ke dalam minuman mereka untuk mendapatkan rasa yang hangat dan menyegarkan. Begitu juga dalam ar-Razi memaknai zanjabi>l dengan menjelaskan kebiasaan orang Arab yang dulu menyukai jahe untuk minuman. Kemudian Q.S. al-Rahma>n ayat 12 pada lafad raih{a>n menurut Tafsi>r al-Jawa>hir maksudnya baik berbau harum maupun suatu rezki, dari pendapat lain mengatakan raih{a>n merupakan rezki sedangkan menurut ar-Razi raih{a>n adalah kemangi yang kita kenal berguna untuk obat-obatan dan memiliki aroma yang khas. Dalam tafsir al-Mishbah raih}a>n dapat dipahami dalam arti daun yang hijau, yakni sebagai antonim dari al-‘as}f/ daun yang kering. Begitu pula semua yang berbau harum dari tumbuh-tumbuhan yang dijelaskan dalam tafsir Kemenag RI. Dari penafsiran kelima jenis obat herbal tersebut dapat berkolerasi dan dibuktikan secara ilmiah baik klasifikasi jenis, kandungan gizi, senyawa aktif dan beragam efek farmakologi yang dihasilkan diantaranya seperti, antibiotik, antiseptik, analgesik dan lain sebagainya yang dapat digunkan untuk pengobatan alternatif.
Actions (login required)
View Item |