Millah, Syaeful (2015) Analisis terhadap pandangan Pondok Pesantren Ploso, Lirboyo dan Gontor 3 Gurah terhadap pasal 185 KHI tentang ahli waris pengganti. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
901100412-prabab.pdf Download (706kB) |
|
Text
901100412-bab1.pdf Download (236kB) |
|
Text
901100412-bab2.pdf Download (473kB) |
|
Text
901100412-bab3.pdf Download (213kB) |
|
Text
901100412-bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (620kB) |
|
Text
901100412-bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (320kB) |
|
Text
901100412-bab6.pdf Download (224kB) |
|
Text
901100412-Lampiran .pdf Restricted to Registered users only Download (226kB) |
Abstract
Sistem hukum kewarisan islam mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Di mana awalnya menggunakan sistem kewarisan patrilineal yang dapat mewaris hanya dari garis laki-laki saja, kemudian berkembang menjadi sistem bilateral yang di cetuskan oleh Haizairin yang di rasa cocok dengan apa yang ada dalam alquran. Dalam sistem kewarisan bilateral ini di kenal istilah ahli waris pengganti, ahli waris yang menggantikan kedudukan orang tuanya yang telah meninggal terlebih dahulu. Bagi sebagian umat Islam Indonesia terutama lingkungan Pondok Pesantren, aturan mengenai ahli waris pengganti merupakan ganjalan yang relatif besar atau sekurang-kurangnya menjadi tanda tanya yang belum terjawab, karena dirasa tidak sejalan dengan kesadaran hukum yang selama ini berkembang, yaitu aturan fiqh klasik. Aturan ahli waris pengganti yang tertera dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 185 ini, serta aturan pelaksanaan lainnya dirasakan terlalu jauh perbedaannya dengan kesadaran hukum yang ada ditengah masyarakat muslim sehingga menimbulkan kesulitan di lapangan. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu adanya pengkajian lebih mendalam terhadap pandangan Pandangan Pondok Pesantren tentang ahli waris pengganti, serta dalil-dalil dan metode istinbath hukumnya. Obyek penelitian ini adalah pertama Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri, kedua Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Lirboyo Kota Kediri, dan ketiga Pondok Pesantren Gontor 3 yang beralamat di Desa Gurah Kabupaten Kediri. Dalam mengkaji Permasalahan ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, berupa penelitian lapangan (field reseach). Pendekatan yang digunakan adalah normative yuridis yakni analisis data di dekati dari norma-norma hukum, maksudnya menganalisis dalil/metode penetapan hukum yang di gunakan oleh Pengadilan Agama maupun Pondok Pesantren. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan pandangan, Pondok Pesantren salaf, yakni Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri dan Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri bahwa pasal 185 KHIsifatnya masih global yang masih memungkinkan anaknya itu laki-laki atau perempuan kemudian cucunya juga laki-laki atau perempuan yang memungkinkan akan menerjang hukum yang sebenarnya tidak boleh secara syara’, sehingga membutuhkan perincian yang lebih jelas. Sedangkan menurut Pondok Gontor bahwa pasal 185 KHI sebenarnya tidak sejalan dengan hukum waris yang ada di dalam faroidl, karena cucu yang di katakan menggantikan posisi ayahnya itu sebenarnya terhijab dengan adanya ahli waris yang lain yaitu pamanya atau kalau dari sisi si kakek di sebut anak-anak kakek yang lain. Podok Gontor 3 memberikan solusi supaya menggunakan cara lain yang masih di benarkan dalam syari’at Islam yakni wasiat atau hibah.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180128 Islamic Family Law > 18012812 Mawaris (Inheritance) |
Divisions: | Fakultas Syariah > Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah - Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Muh Hamim |
Date Deposited: | 12 Nov 2019 03:23 |
Last Modified: | 12 Nov 2019 03:23 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/848 |
Actions (login required)
View Item |