Aziz, Abdul (2016) Pemahaman Sedekah bagi Ahl Al-Bait : Kajian Ma’a>ni al-H{adi>s. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
933301711-prabab.pdf Download (3MB) |
|
Text
933301711-bab1.pdf Download (732kB) |
|
Text
933301711-bab2.pdf Download (820kB) |
|
Text
933301711-bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (848kB) |
|
Text
933301711-bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (754kB) |
|
Text
933301711-bab5.pdf Download (388kB) |
|
Text
933301711-DAFTARPUSTAKA.pdf Download (539kB) |
|
Text
933301711-lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Sedekah termasuk infak di jalan Allah swt. Ada tiga macam infak yang dikenal dalam Islam. Dua di antaranya adalah wajib, dan satunya lagi adalah sunah. Dua hal yang wajib adalah zakat harta (yang ditentukan pada macammacam hasil perniagaan, pertanian, peternakan, emas dan perak, harta temuan, dan hasil pekerjaan) dan zakat fitrah (yang diwajibkan atas setiap mukmin, anakanak maupun dewasa yang dikeluarkan setiap akhir Ramadhan sebagai pembersih diri dari dosa dan penyempurna puasa Ramadhan yang telah dilakukan sebulan penuh). Adapun yang sunah, lebih dikenal dengan sebutan s}adaqah atau sedekah. Orang-orang yang berhak menerima sedekah mulai dari awal disyariatkannya sedekah hingga masa sekarang di era kontemporer, tidak ditemukan permasalahan yang signifikan yang membutuhkan sebuah penelitian yang lebih mendalam. Akan tetapi, permasalahan yang muncul adalah permasalahan sedekah kepada Ahl al-Bait Nabi saw. Banyak ditemukan pendapat ulama yang menyatakan bahwa Ahl al-Bait di haramkan untuk menerima sedekah karena sedekah termasuk sisa-sisa kotoran Bani Adam dan pada masa beliau Nabi mereka Ahl al-Bait haram menerima sedekah karena mereka sudah mendapat bagian al-khumus (seperlima) dari harta ghani>mah atau fai’. Tujuan dari penelitian ini selain mengetahui relevansi hadis tentang sedekah bagi Ahl al-Bait jika dikaitkan dengan konteks kekinian diharapkan dapat bermanfaat bagi kajian hadis yang berkaitan dengan tentang permasalahan sedekah bagi Ahl al-Bait lebih lanjut dan diharapkan dapat menambah khazanah literatur studi hadis. Hadis merupakan sumber tasyri' kedua setelah al-Qur'an, pengkajian ulang serta pengembangan pemikiran terhadap hadis perlu dilakukan dengan pemaknaan kembali terhadap hadis. Salah satu hadis yang perlu dikaji adalah hadis yang secara tekstual mengharamkan Ahl al-Bait untuk mengambil atau menerima sedekah. Setelah dikaji dengan menggunakan metode Ma'āni al-H{adi>s, hadis tentang sedekah bagi Ahl al-Bait tidak hanya dipahami secara tekstual, tetapi bisa dipahami secara kontekstual, faktor historis pada saat disabdakannya hadis ini sangat membantu dalam memahami hadis secara benar. Dari hasil penelitian ini bisa diketahui bahwa terjadi perbedaan pendapat di antara ulama hadis (muh}addisi>n) tentang haramnya sedekah bagi Ahl al-Bait. Secara tekstual Mayoritas muh}addisi>n menyatakan bahwa, Ahl al-Bait di haramkan menerima sedekah. Mereka adalah Bani> Qus}ai yang memasukkan keluarga (a>li) dari ‘Ali, ‘Aqi>l, dan Ja’far yang mana beliau bertiga merupakan putra paman Nabi yakni Abu> T{a>lib. Kemudian Keluarga (a>li) dari al‘Abba>s dan al-H{a>ris yang mana beliau berdua merupakan putra ‘Abdu alMut}t}alib kakek beiau Nabi. Secara kontekstual ada yang memperbolehkan mereka menerima sedekah apabila mereka tidak mendapatkan bagian al-Khumus dari bagian dza>wi al-qurba>.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220403 Islamic Studies (Studi Islam) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Muh Hamim |
Date Deposited: | 24 Oct 2019 03:32 |
Last Modified: | 24 Oct 2019 03:32 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/796 |
Actions (login required)
View Item |