Fauziah, Siti Nur (2013) Akulturasi Budaya Jawa dan Islam dalam Tradisi Ruwatan Massal di Desa Pakuncen Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
SAMPUL_merged.pdf Download (723kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (163kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (309kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (237kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (437kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (418kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Download (156kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (140kB) |
Abstract
Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Kebudayaan merupakan produk manusia, kebudayaan menjadi ukuran tingkah laku dan kehidupan manusia. Ruwatan merupakan tradisi dalam budaya Jawa yang merupakan upacara untuk mengatasi atau menghindarkan sesuatu kesulitan yang mungkin akan diterima seseorang dalam mengarungi kehidupannya, namun di Desa Pakuncen Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk di akulturasikan dengan budaya Jawa dan Islam. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejarah ruwatan massal di Desa Pakuncen, bentuk pelaksanaan tradisi ruwatan massal dan bentuk akulturasi budaya Jawa dan Islam dalam tradisi ruwatan massal di Desa Pakuncen Kecamatan patianrowo Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini adalah penelitian riset lapangan, menggunakan pendekatan kualitatif, dan rancangan penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian deskriptif ini mengungkapkan bahwa pertama, Tradisi Ruwatan massal merupakan tradisi di Desa Pakuncen, yang berasal dari kata “ruwat” yaitu upaya untuk mengatasi atau menghindarkan sesuatu kesulitan yang mungkin diterima seseorang ketika mengarungi kehidupan. Sejarah dari tradisi ruwatan di Desa Pakuncen itu karena masyarakat Desa Pakuncen sudah terlanjur percaya terhadap ruwatan. Hal itu terjadi karena adanya kepercayaan masyarakat dalam salah satu cerita pewayangan yang telah disebutkan di atas yaitu Bathara Kala, apabila tidak diruwat akan terjadi musibah, penyakit, sial (gagal dalam segala hal) dan satu-satunya jalan yaitu diruwat. Dengan ruwatan dipercaya bisa membersihkan diri dari semua sial dan sengkolo. Kedua, Dalam satu tahun tradisi ruwatan massal dilaksanakan dua kali namun mengenai tanggal dan bulan tidak bisa ditentukan atau sewaktu-waktu dan untuk biaya ruwatan massal Rp.300.000,-. Lima belas hari sebelum ruwatan massal dilaksanakan, pemimpin ruwatan dan dalang harus melaksanakan tirakat tertentu terlebih dahulu. Adapun prosesi ruwatan massal yaitu:1). Pembukaan, 2). Doa secara Islam dan Jawa, 3). Bai’at atau sumpah janji, 4). Pembagian minyak ruwatan, 5). Pagelaran wayang yang merupakan puncak dari prosesi ruwatan. Ketiga, Akulturasi budaya Jawa dan Islam dalam tradisi Ruwatan Massal yaitu pada doanya, Islam menggunakan doa tolak balak dan tahlil sedangkan di Jawa menggunakan doa murti tomo atau ilmu kasunyatan. Selain itu, terdapat pada piranti-pirantinya yaitu pakaian yang dipakai tidak hanya berwarna putih saja melainkan berbagai macam warna yang penting sopan dan menutupi aurat. Dan adanya sesajen-sesajen dalam Jawa tetapi dalam Islam disebut sedekah agar tidak terkena balak atau bencana.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220405 Religion and Society |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Jurusan Studi Agama-agama |
Depositing User: | Muh Hamim |
Date Deposited: | 29 Sep 2022 02:09 |
Last Modified: | 29 Sep 2022 02:09 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/6377 |
Actions (login required)
View Item |