Muna, Matsna Walidatul (2021) Kontekstualisasi Sunnah Hammiyah Dalam Riwayat Hadis Tentang Puasa 'Asyura. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
933200417_prabab.pdf Download (423kB) |
|
Text
933200417_bab1.pdf Download (290kB) |
|
Text
933200417_bab2.pdf Download (473kB) |
|
Text
933200417_bab3.pdf Download (807kB) |
|
Text
933200417_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (380kB) |
|
Text
933200417_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (85kB) |
|
Text
933200417_daftarpustaka.pdf Download (141kB) |
|
Text
933200417_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (275kB) |
|
Text
933200417_MATSNA WALIDATUL MUNA.pdf Download (176kB) |
Abstract
Puasa ‘Asyura merupakan tradisi yang banyak dilakukan oleh umat Muslim dibanyak tempat. Tradisi ini merupakan bentuk pengamalan dari sunnah Hammiyah Nabi yang terdapat dalam hadis kitab S}ahih Muslim nomor indeks 1134. Mengutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, keutamaan puasa ‘Asyura atau hari kesepuluh bulan Muharram (10 Muharram) adalah diampuninya dosa satu tahun yang telah lalu. Demikian juga dengan puasa pada hari kesembilan Muharram atau puasa Tasua. Rumusan Masalah dalam penelitian skripsi ini adalah (1) Bagaimana kualitas sanad dan matan dalam hadis tentang puasa ‘Asyura. (2) Bagaimana pemahaman sunnah hammiyah dalam konteks hadis tentang puasa ‘Asyura di tengah masyarakat Muslim saat ini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan data-data library research. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni sumber data primer meliputi (1) kitab-kitab hadis induk, sedangkan untuk sumber data sekunder meliputi: (1) kitab syarh al hadis, (2) kitab al-jarh wa ta’dil, (3) serta sumber-sumber lain yang relevan dengan judul. Hasil dari penelitian ini adalah pada hadis Nabi dalam kitab S}ahih Muslim nomor indeks 1134 memiliki kualitas hadis shahih li dzatihi. Dengan demikian hadis tersebut dapat dijadikan sebagai hujjah atau landasan dalam pengambilan sebuah hukum. Sebab kandungan dalam hadis diatas tidak bertentangan dengan beberapa tolok ukur yang dijadikan barometer dalam penilaian. Melakukan puasa ‘Asyura telah menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang-orang Yahudi. Fungsi dari puasa Tasu’a yakni mengiringi puasa ‘Asyura sehingga kurang tepat apabila ada seorang muslim yang hanya melakukan puasa Tasu’a saja. Keutamaan melakukan puasa Tasu’a bisa jadi sama dengan keutamaan puasa ‘Asyura, yakni sebagai wujud syukur seorang hamba kepada Allah Swt yang telah menyelamatkan hamba-hamba-Nya. Hal ini berkaitan erat dengan peristiwa yang terjadi bertepatan dalam bulan ‘Asyura antara lain yakni selamatnya Nabi Musa as bersama para pengikutnya dari kejahatan Fir’aun dan bala tentaranya; Terbunuhnya cucu Rasulullah Saw yakni Husain ra pada saat peristiwa Karbala. Dari beberapa kejadian di atas merupakan bentuk-bentuk ujian yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-Nya tidak lain agar sang hamba semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220403 Islamic Studies (Studi Islam) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Jurusan Ilmu Hadits |
Depositing User: | Matsna Walidatul Muna |
Date Deposited: | 13 Jan 2022 01:56 |
Last Modified: | 13 Jan 2022 01:56 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/3105 |
Actions (login required)
View Item |