Sikap Dan Pandangan Mantan Istri Atas Tidak Adanya Tanggung Jawab Nafkah Haḍanah Mantan Suami Terhadap Anak-Anaknya Pasca-Cerai Talak (Studi Kasus Di Dusun Karangaji, Desa Dermolemahbang, Kecamatan Sarirejo, Kabupaten Lamongan)

Handayani, Vivi Nur (2025) Sikap Dan Pandangan Mantan Istri Atas Tidak Adanya Tanggung Jawab Nafkah Haḍanah Mantan Suami Terhadap Anak-Anaknya Pasca-Cerai Talak (Studi Kasus Di Dusun Karangaji, Desa Dermolemahbang, Kecamatan Sarirejo, Kabupaten Lamongan). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.

	Text 931103719_PRABAB.pdf Download (683kB)
	Text 931103719_BAB 1.pdf Download (236kB)
	Text 931103719_BAB 2.pdf Download (378kB)
	Text 931103719_BAB 3.pdf Download (154kB)
	Text 931103719_BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (251kB) | Request a copy
	Text 931103719_BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (184kB) | Request a copy
	Text 931103719_BAB 6.pdf Download (104kB)
	Text 931103719_DAFTARPUSTAKA.pdf Download (170kB)
	Text 931103719_LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf Download (118kB)

Abstract

VIVI NUR HANDAYANI, Dosen Pembimbing Ibu Ulin Na’mah dan Bapak Moch. Choirul Rizal. Sikap dan Pandangan Mantan Istri Atas Tidak adanya Tanggung Jawab Nafkah Haḍanah Mantan Suami Terhadap Anak-anaknya Pascacerai Talak (Studi Kasus di Dusun Karangaji Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan), Skripsi, Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, IAIN Kediri 2025. Kata Kunci: Tanggung Jawab; Nafkah Haḍanah; Cerai Talak. Nafkah haḍanah merupakan kewajiban mantan suami untuk memenuhi kebutuhan anak pascaperceraian hingga anak tersebut dewasa dan mampu mengurus dirinya sendiri. Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan fenomena di Dusun Karangaji, Desa Dermolemahbang, Kecamatan Sarirejo, Kabupaten Lamongan, yaitu tanggung jawab tersebut tidak dipenuhi oleh mantan suami pasca-cerai talak dengan mantan istri. Berdasarkan hal tersebut, isu hukum dalam penelitian ini terkait kesadaran hukum dengan membahas: (1) pandangan mantan istri atas tidak adanya tanggung jawab nafkah haḍanah mantan suami terhadap anak-anaknya pasca-cerai talak; (2) alasan yang mendasari mantan istri untuk tetap memenuhi kebutuhan anaknya pasca-cerai talak; dan (3) hak anak terhadap pengasuhan ayahnya dalam prespektif hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris dengan menggunakan pendekatan hukum Islam. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara terhadap 5 (lima) mantan istri yang bercerai dengan mantan suaminya di Dusun Karangaji, Desa Dermolemahbang, Kecamatan Sarirejo, Kabupaten Lamongan, serta dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui 3 (tiga) tahap yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan, pertama, nafkah haḍanah adalah kewajiban mutlak bagi seorang ayah berdasarkan nasab, bukan tergantung pada status pernikahan. Kedua, Alasan yang mendasari mantan istri untuk tetap merawat dan memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya pasca-cerai talak didominasi oleh faktor emosional, rasa tanggung jawab sebagai ibu, dan kekecewaan terhadap sikap mantan suami yang tidak menunaikan kewajibannya. Ketiga, penolakan ibu terhadap nafkah haḍanah karena alasan trauma atau keengganan untuk berurusan kembali dengan mantan suami memang dapat dibenarkan sebagai bentuk perlindungan diri, namun hal ini tidak boleh mengakibatkan terabaikannya hak-hak anak. Dalam fiqih munakahat, anak memiliki hak dasar seperti nafkah, pemeliharaan, pendidikan agama, dan perlindungan psikologis. Kewajiban ini harus dipenuhi oleh kedua orang tua, terutama ayah sebagai penanggung utama nafkah. Oleh karena itu, meskipun ibu mengambil alih peran tersebut karena kondisi tertentu, ayah tetap memiliki kewajiban secara syar’i yang tidak bisa gugur tanpa alasan yang dibenarkan dalam hukum Islam.

Actions (login required)

View Item