Persepsi mahasiswa angkatan tahun 2019 PRODI KOMUNIKASI Dan PENYIARAN ISLAM IAIN KEDIRI terhadap pembelajaran DARING pada masa pandemi COVID-19

Rizqo Aji, Irvandu Bayu (2023) Persepsi mahasiswa angkatan tahun 2019 PRODI KOMUNIKASI Dan PENYIARAN ISLAM IAIN KEDIRI terhadap pembelajaran DARING pada masa pandemi COVID-19. Undergraduate (S1) thesis, IAIN KEDIRI.

[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_BAB I.pdf

Download (543kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_BAB II.pdf

Download (354kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_BAB III.pdf

Download (321kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (746kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (314kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_BAB VI.pdf

Download (193kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_COVER.pdf

Download (54kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (295kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU_PRA BAB.pdf

Download (507kB)
[img] Text
933504416_IRVANDU_BAYU _SP.pdf

Download (109kB)

Abstract

PERSEPSI MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2019 PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM IAIN KEDIRI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 Oleh Irvandu Bayu Rizqo Aji Email (Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Kediri) ABSTRAK IRVANDU BAYU RIZQO AJI. 2023. Persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID-19, Skripsi, Program Studi Komunikasi Dan Penyiran Islam, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Kediri. Pembimbing (1) Siti Amanah. M, Si., dan (2) Abdul Mujib. M, A. Kata Kunci: Persepsi, Pembelajaran Daring, Pandemi COVID-19 Persepsi adalah pengalaman tenatang objek, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan singkat. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuly). Seperti kasus penyebaran virus covid-19 yang melanda seluruh dunia yang mengakibatkan sektor pendidikan di indonesia menerapkan metode pembelajaran baru yaitu pembelajaran Daring. Fokus penelitian ini (1) bagaimana persepsi mahasiswa angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri Terhadap pelaksanaan kuliah daring pada masa pandemi COVID-19, (2) apa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19 Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif kualitatif, pengukuran komunikasi intrapersonal sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yang di kemukakan oleh jalaludin rakhmat memiliki 3 point penting yaitu sensai, persepsi, memori. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi langsung oleh peneliti di Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri Angkatan Tahun 2019 . Hasil dari penelitian ini diantaranya: 1) Persepsi Mahasiswa angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring pada masa COVID-19. Tingkat pemahaman mahasiswa yang dimiliki oleh setiap individu berbeda beda dengan hasil yang diketahui mayoritas mahasiswa memiliki persepsi negatif terhadap materi yang disampaikan saat pembelajaran daring berlangsung 2), Faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa angaktan tahun 2019 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring pada masa COVID-19, dengan metode baru dalam dunia pendidikan ini faktor sangan dipengaruhi oleh sinyal jaringan yang kurang stabil dan kurang terbiasanya pembelajaran dengan tidak tatap muka langsung yang mengakibatkan rata-rata mahasiswa angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Isalm IAIN Kediri bosan saat menajalankan pembelajaran daring. ENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Wabah yang melanda dunia saat ini disebut Corona Virus Desease yang mulai muncul pada bulan desember tahun 2019 yang disingkat COVID-19 berasal dari Negara Cina Kota Wuhan, Provinsi Hubei dan menular dengan sangat cepat di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Melihat kondisi ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kondisi ini disebut dengan pandemic yang menjadi perhatian masyarakat dunia, atau darurat kesehatan. Persebaran COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 15.438 orang, di Indonesia masyarakat yang tertular dan positif COVID-19 Akan terus bertambah setiap hari.1 Persebaran virus corona yang begitu tinggi di Indonesia tidak hanya berdampak pada tingginya angka kematian warga negara tetapi dampaknya sangat meluas, Indonesia pada tahun 2020 terus berusaha untuk meminimalisir penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) dengan semua lingkup mulai dari pasar, swalayan, jalan raya, hingga dalam ranah universitas. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB), social distancing, physical distancing, sehingga semua aktivitas dilakukan dari rumah dengan pemberlakukan work from home (WFH) dengan penggunaan platform untuk menunjang WFH semua kantor, dan bidang pendidikan menggunakan istilah dalam jaringan (daring). Terutama untuk universitas sebagai salah satu yang terdampak dan sebagai tolak ukur keberhasilan 1Aswasulasikin, Yul Alfian, Dina Fadilah “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kuliah daring dimasa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)”,Vol 7, Jurnal Kajian Sosial dan Budaya Syar I, 2020 2 3 kebijakan yang disampaikan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia.2 Universitas sebagai tempat berkumpulnya beribu orang mahasiswa yang akan berdampak besar virus tersebut menyebar dengan mengutamakan kesehatan mahasiswa menteri Nadiem Makarim mengambil kebijakan untuk kuliah dirumah dengan tetap melaksanakan pembelajaran matakuliah secara daring. Semua universitas seluruh Indonesia serentak mengikuti kebijakan tersebut. Bagi mahasiswa pembelajaran daring muncul sebagai salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk hadir di kelas. Pembelajaran daring juga akan membantu mahasiswa membentuk kemandirian belajar dan juga mendorong interaksi antar mahasiswa. Sedangkan bagi dosen metode pembelajaran daring hadir untuk mengubah gaya mengajar konvensional yang secara tidak langsung akan berdampak pada profesionalitas kerja. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan dengan sistem zonasi yaitu 1) Untuk sekolah berada di zona orange dan merah, tetap dilarang melakukan pembelajaran tatap muka 2) Untuk sekolah berada di zona kuning, dapat diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka dengan tetap mempertimbangkan resiko kesehatan dibanding jauh dengan zona hijau. Untuk update sekarang mentri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan “Diperlukan kerja sama secara menyeluruh dari semua pihak untuk kesuksesan pembelajaran di masa pandemi COVID-19" ujar Nadiem dalam 2https://dikti.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/06/Panduan-Penyelenggaraan Semester-Gasal-2020-2021-di-PT.pdf 4 konferensi pers virtualnya. "Tapi masih daring karena universitas punya potensi mengadopsi pendidikan jarak jauh lebih besar dari pada menengah dan dasar."3 Dengan adanya himbauan tersebut, maka proses pembelajaran di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri perkuliahan secara daring. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri termasuk Prodi dari salah satu Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Kediri, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri berdiri pada tanggal 1 November 2007. Dengan Visi Menjadi Program studi unggulan dan berkualitas di bidang Broadcasting tingkat Nasional pada tahun 2030 dan memiliki Misi 1) Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di bidang Broadcasting. 2) Menyelenggarakan penelitian dengan grand tema Broadcating. 3) Melaksanakan pengabdian masyarakat berbasis Broadcasting. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri terdapat 3 kompetensi yaitu broadcasting, jurnalis, public relation officer, Da’i profesional. Di setiap tahunnya mengalami pertambahan mahasiswa dari tahun 2009 dengan jumlah mahasiswa hanya 9 orang menjadi 812 pada tahun 2021.4 Kuliah daring adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara daring (online) dengan menggunakan berbagai fasilitas seperti platform Zoom, Google Meet, Google Classroom, situs pembelajaran universitas, dan lain- lain. Dengan adanya fasilitas- fasilitas tersebut, mahasiswa dan dosen tetap dapat berinteraksi satu sama lain layaknya kuliah secara tatap muka atau offline. Bentuk interaksi 3 Ibid hal 2 4https://iainkediri.ac.id/visi-misi-dan-tujuan/ 5 antara dosen dengan mahasiswa dapat berbentuk pertemuan tatap muka secara daring, tanya-jawab, tes formatif, dan presentasi. Sayangnya dengan beberapa bulan kuliah daring dilaksanakan ada beberapa mahasiswa yang tidak mengikuti kelas karena jangka waktu transisi kebijakan dengan penerapan sekolah daring yang lama membuat sebagian mahasiswa terlambat mendapat info perkuliahan. Pada saat ini tahun 2022 pandemi COVID-19 sudah dinyatakan selesai oleh karena itu semua boleh menjalankan aktivitas seperti normal kemabali dengan tetap menjaga protocol kesehatan, untuk sector pendidikan Kementrian Pendidikan dan Budaya mengeluarkan peraturan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, dan Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), dengan ini kami sampaikan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi mulai semester gasal tahun akademik 2021/2022 diselenggarakan dengan pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dan/atau pembelajaran daring. Dalam penyelenggaraan pembelajaran, perguruan tinggi harus tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan warga kampus (mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan) serta masyarakat sekitarnya.5 Apabila akan diselenggarakan pembelajaran tatap muka, baik perkuliahan, pratikum, studio, praktik lapangan, maupun bentuk pembelajaran lainnya 5https://www.komunikasipraktis.com/2018/05/pengertian-proses-kuliah-online daring.html 6 Oleh karena itulah peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan judul “Persepsi Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri Terhadap Kebijakan kuliah daring pada pasca Pandemi COVID-19 ” agar mengetahui bagaimana persepsi Mahasiswa KPI mengenai kelebihan/kekurangan kuliah daring dan apa yang dapat diterapkan saat melaksanakan kuliah daring saat pembelajaran offline. Tema ini dipilih peneliti karena dengan mengetahui persepsi mahasiswa KPI IAIN Kediri tentang pelaksanaan kuliah daring. Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Setiap mahasiswa mempunyai kecenderungan dalam meliat kondisi saat ini terutama saat merasakan hal baru seperti kuliah daring, yang membuat mahasiswa canggung saat melaksanakannya. Dengan begitu membuat berbagai tanggapan yang dirasakan saat melaksanakannya. Al-qur’an telah menjelaskan tentang persepsi manusia dalam Surah Al Isra’ayat 101, yang berbunyi: Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya: Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir". Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa Dia telah mengutus Nabi Musa dengan sembilan mukjizat 7 yang menjelaskan tanda-tanda kekuasaan yang merupakan dalil-dalil yang pasti yang menunjukkan benarnya kenabian Musa dan kebenarannya pada apa yang ia sampaikan dari Yang mengutusnya kepada Fir’aun. Kesembilan mukjizat Nabi Musa tersebut adalah tongkat, tangan, bukit Thur, laut, topan, belalang, kutu, katak dan darah. Semuanya itu merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang sudah terperinci. Meskipun telah datang kepada mereka berbagai tanda-tanda kekuasaan tersebut dan bahkan secara langsung mereka melihatnya, namun mereka tetap kafir dan mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya.6 Komunikasi yang dirasakan saat pembelajaran selama ini apakah efisien atau tidak dan mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi saat kuliah daring. Penelitian ini berbeda dengan penelitian lain karena penelitian ini meneliti bagaimana respon mahasiswa saat pembelajaran yang tidak seperti biasa karena dengan adanya pandemi ini mahasiswa diwajibkan menggunakan media online untuk proses pembelajarannya. Disini peneliti memilih Mahasiswa KPI IAIN Kediri karena Prodi ini berkaitan langsung dengan teknologi 4.0 yaitu identik dengan media media online apa lagi berkaitan dengan penyebaran informasi secara online maupun melalui media lainnya tetapi dengan dekatnya mahasiswa KPI terhadap teknologi 4.0 tetap membuat mahasiswa kesulitan dengan adanya pembelajaran daring yang di adakan oleh Kampus IAIN Kediri saat pandemi. Banyaknya mahasiswa KPI yang terhambat dalam proses pembelajaran dari rumah 6Muhammad Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu Katsir, (Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004), h.219-220. 8 mulai dari kualitas jaringan internet, sarana prasarana saat diberikan tugas oleh masing-masing dosen dan sering lalai dalam jadwal pembelajaran yang ditetapkan. Dengan ini peneliti tertarik untuk menjadikan mahasiswa Komunikasi penyiaran islam fakultas ushuluddin dan dakwah IAIN Kediri sebagai objek penelitan yang tertuang dalm judul “persepsi mahasiswa angkatan tahun 2019 prodi komunikasi dan penyiaran islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi” B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang ini, dapat diambil rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana Persepsi Mahasiswa Angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap pelaksanaan kuliah daring pada masa pandemi COVID-19? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaan Islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk : 1. Mengetahui Persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap kuliah daring yang diterapkan selama pandemi COVID-19 9 2. Mengetahui faktor-aktor yang mempengaruhi persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19 D. Kegunaan Penelitian Kegunaan dalam penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, sebagai berikut: 1. Kegunaan Secara Teoritis: Secara teoritik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai refrensi ilmiah bagi mahasiswa Program studi Komunikasi Penyiaran Islam yang ingin melakukan penelitian tentang persepsi, untuk menambah pengethuan dan informasi bagi Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri. 2. Kegunaan secara praktis a. Kegunaan Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti dalam bidang ilmu komunikasi terutama ilmu komunikasi intrapersonal. b. Kegunaan Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi IAIN Kediri, khususnya progam studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri untuk menjadi bahan literatur dalam masalah penelitian, dan membantu mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam untuk menambah referensi penelitian. 10 E. Telaah Pustaka Telaah pustaka merupakan penjelasan secara singkat dari beberapa kajian, buku atau tulisan yang pernah dilakukan dan ada kaitannya dengan masalah atau topik yang diteliti. 1. Persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan E-Learning dalam mata kuliah manajemen sistem informasi mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang Penelitian ini diteliti oleh Seno Abi Yuda, Zainul Abidin, Pramono Adi yang merupakan mahasiswi Universitas Negeri Malang, penelitian ini diteliti pada tahun 2019. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode deskriptif kualitatif tentang sikap mahasiswa terhadap pelaksanaan e-learning dalam mata kuliah manajemen sistem informasi.7 Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada pengambilan data secara pendekatan langsung melalui wawancara. 2. Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa terhadap motivasi belajar dan prestasi Akademik Mahasiswa 7Persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan E-Learning dalam mata kuliah manajemen sistem informasi mahasiswa jurusan teknologi pendidikan universitas negeri malang 11 Penelitian ini diteliti oleh Fauzi Abubakar yang merupakan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Lhokseumawe, penelitian ini diteliti pada tahun 2015. Jenis penelitian adalah menggunakan penelitian kualitatif, dalam penelitian lapangan proses pengambilan data diambil melalui obyek penelitian itu secara langsung dengan menggunakan metode wawancara secara langsung dan melalui kuesioner. Untuk memperkuat hasil kuesioner, penelitian ini menggunakan wawancara. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek yang sama-sama menggunakan proses pengambilan data melalui metode wawancara. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dalam pengambilan objek permasalahan yaitu pada persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring.8 3. Persepsi Mahasiswa dalam Pembelajaran Online Penelitian oleh Nuryansyah Adijaya, Lestanto Pudji Santosa mahasiswa di Esa Unggul Jakarta, penelitian ini diteliti pada tahun 2018, penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan pada metode penelitian kualitatif lapangan. Perbedaan dari 8Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa terhadap motivasi belajar dan prestasi Akademik Mahasiswa 12 penelitian ini pada metode penelitiannya yaitu menggunakan metode peneltian komunikasi interpersonal antara dosen dan mahasiswa. 4. Persepsi Mahasiswa Tentang Efektivitas Komunikasi Pengajaran Jarak Jauh Darurat di Masa Pandemi. Penelitian oleh Galuh Raga Paksi Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta PGRI, Rita Karmila Sari mahasiswa Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Indraprasta PGRI, penelitian ini diteliti pada tahun 2021, penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan. Metode deskritif kuantitatif. 9 Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan pada objek yang akan di teliti yaitu Persepsi Mahasisa tentang kuliah Daring. Perbedaan dari penelitian ini pada metode penelitiannya yaitu menggunakan metode deskiptif kuantitatif untuk mendapatkan hasil penelitian. 5. Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) Di Masa Pandemi COVID-19 Pada Mahasiswa Penelitan oleh Alfania Salsabilla, Cloudia Yolanda, Deestrya Darma Putri, Heriyanto, Tasya Adinda Putri, Jeni Wardi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Lancang Kuning. Penelitian ini diteliti pada 1 Agustus 2021, penelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif diterapkan dalam bentuk penelitian survei. 9Persepsi Mahasiswa Tentang Efektivitas Komunikasi Pengajaran Jarak Jauh Darurat di Masa Pandemi. 13 Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan pada objek yang akan diteliti yaitu Persepsi tentang pembelajaran Daring. Perbedaan dari penelitian ini pada metode penelitiannya yaitu menggunakan metode deskiptif kuantitatif untuk mendapatkan hasil penelitian.10 10Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) Di Masa Pandemi COVID-19 Pada Mahasiswa BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah sebagai proses internal yang memungkinkan kita memilih, menggoorganisasikan dari lingkungan kita, melalui persepsi manusia terus menerus akan mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan indra penglihatan, pendengaran, peraba dan penciuman.11 Persepsi adalah proses yang ditempuh individu untuk menggorganisakian dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Persepsi sangat tergantung pada komunikasi, sebaliknya komunikasi juga tergantung pada persepsi. Persepsi timbul karena adanya dua faktor, baik internal maupun eksternal, kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi.12 Sedangkan dalam pandangan budaya, persepsi dapat dipahami sebagai perbedaan budaya dalam mempersiapkan objek-objek sosial dan 11Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. (Yogyakarta: Andi, 2005), hlm 17. hlm. 167 12Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi suatu pengantar, (Bandung: PT Rosda Karya, 2001), 14 15 kejadian-kejadian. Untuk memahami dunia dan tindakan orang lain, kita harus memahami kerangka persepsinya.13 Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi persepsi menurut para ahli, diantaranya: 1) Desiderato, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memerikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).14 2) Branca, mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang didahului oleh pengindraan.15 3) Joseph A. Devito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang diterimanya.16 4) Jalaludin Rahmat berpendapat bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan singkat. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).17 5) Menurut Agus Sujatno mengatakan bahwa persepsi adalah tanggapan. Tanggapan disini adalah gambaran pengamatan yang tinggal dalam kesadaran setelah mengamati.18 13Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 38 14Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm 51 15Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 2010), hlm 100 16Mulyana, Op Cit hlm 180 17Sapuri, Psikologi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm 249 18Agus Sujanto, Psikologi Umum, (PT Aksara, 1998) hlm 31 16 6) Menurut Slameto persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus akan mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indranya yaitu penglihatan, pendengaran, peraba dan penciuman. 7) Persepsi berkaitan dengan cara pandang seseorang, dimana setiap orang memandang suatu hal dari rangsangan yang sama tetapi dapat membentuk persepsi yang berbeda. Kotler & Amstrong menyatakan persepsi adalah proses di mana kita memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk gambaran dunia yang berarti.19 Dari pengertian di atas, persepsi yang penulis maksud adalah penilaian atau pemberian makna tentang sebuah fenomena atau hubungan tentang sebuah kejadian. Dengan persepsi maka individu dapat menyadari, dapat mengerti keadaan lingkungan sekitar, dan juga tentang keadaan individu yang bersangkutan. Dengan demikian dalam persepsi, stimuli dapat dating dari luar individu, karena persepsi merupakan aktivitas yang ter intergrated. Meskipun stimulus yang diterima sama, tetapi karena pengalaman dan kemampuan berfikir yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lain kemungkinan hasil persepsi juga berbeda. 19Kotler, Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi 12 jilid 1. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009). Hlm, 74 17 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Kennth E. Andersen, perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, perulangan, faktor biologis, dan faktor sosiopsikologis, Disamping itu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi proses persepsi, antara lain:20 1) Faktor internal Individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi. Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu berhubungan dengan segi kejasmanian dan segi psikologis. Bila sistem fisiologis terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Sedangkan segi psikologi yaitu antara lain mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi. 2) Faktor eksternal a. Stimulus Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat. Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi. Stimulus yang kurang jelas akan berpengaruh dalam ketepatan 20Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hlm 51-54 18 persepsi. Bila stimulus berwujud benda-benda bukan manusia, maka ketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi, karena benda yang dipersepsi tersebut tidak ada usaha untuk mempengaruhi yang mempersepsi. b. Lingkungan atau situasi Lingkungan atau situasi khususnya ang melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi bila obyek persepsi adalah manusia. Obyek dan lingkungan yang melatarbelakangi obyek merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Obyek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda dapat menghasilkan persepsi yang berbeda.21 3) Faktor fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. a. Persepsi bersifat selektif secara fungsional Persepsi bersifat selektif secara fungsional adalah bahwa obyek-obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Misalnya seperti pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap 21Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 2002) hlm 46-47 19 persepsi. b. Kerangka rujukan (Frame of Reference) Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikodisik yang berkaitan dengan persepsi obyek. Para psikolog sosial merupakan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. Menurut Mc David dan Harari, para psikolog menganggap konsep kerangka rujukan sangat berguna untuk menganalisa interprestasi perseptual dari peristiwa yang dialami.22 4) Faktor Struktural a. Sifat stimuli fisik dan efek-efek yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Maksudnya adalah bahwa untuk memahami suatu peristiwa tidak hanya meneliti fakta-fakta yang terpisah tetapi harus memandang dalam hubungan keseluruhan atau untuk memahami seseorang harus melihat dalam konteksnya, lingkungannya, dan masalah yang dihadapi. b. Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Dalam mengorganisasikan stimuli harus dengan melihat konteks. 22Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hlm 54-56 20 Walaupun stimuli yang diterima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi. c. Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek berupa asimilasi atau kontras. d. Obyek atau peristiwa yang berdasarkan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Stimuli yang berdekatan satu sama lain akan dianggap satu kelompok. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitas. Menghubungkan diri atau mengakrabkan diri dengan orang-orang yang mempunyai prestise tinggi disebut “gilt by association” (bersalah karena hubungan)23 3. Syarat-syarat Terjadinya Persepsi 1) Adanya objek yang dipersepsikan, objek mengenai stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. 2) Alat indra atau reseptor, merupakan alat untuk menerima stimulus disamping itu ia merupakan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf sebagai alat untuk mengadakan reseptor yang diperlukan 23Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hlm 57-60 21 syarat reseptor. 3) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan akan mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.24 4. Proses Terjadinya Persepsi Proses terjadinya persepsi yaitu objek menimbulkan stimulus dan stimulasi mengenai alat indera (reseptor). Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses alami atau proses fisik. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam langkah persepsi itu. Hal tersebut menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Akan tetapi stimulus tidak mendapatkan suatu respon individu untuk dipersepsi.25 5. Jenis-jenis Persepsi Menurut Irwanto, setelah individu melakukan interaksi dengan objek objek yang di persepsikan maka hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Persepsi positif. Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang di teruskan dengan upaya pemanfaatannya. Hal itu akan di teruskan dengan keaktifan atau menerima dan mendukung terhadap objek yang di 24Walgito Bimo, Psikologi umum, (Bandung: Bndar Maju, 2001), hlm 70 25Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2008), h.24 22 persiapkan. 2) Persepsi negatif. Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang tidak selaras dengan objek yang di persepsi. Hal itu akan di teruskan dengan kepasifan atau menolak dan menentang terhadap objek yang di persepsikan.26 Dengan demikian dapat di katakana bahwa persepsi itu baik yang positif maupun yang negative akan selalu mempengaruhi diri seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Dan munculnya suatu persepsi positif ataupun persepsi negatif semua itu tergantung pada bagaimana cara individu menggambarkan segala pengetahuannya tentang suatu objek yang dipersepsi. 6. Teori Persepsi Saat seseorang memberikan persepsi terhadap sesuatu maka bisa digambarkan seperti yang terdapt dalam teori Behaviorisme Purposif yang dikenal dengan teori S-0-R.27 Teori Behaviorisme biasanya digunakan untuk melukiskan isi jumlah teori yang saling berhubungan dengan bidang psikologi, sosiologi, dan ilmu-ilmu tentang tingkah laku. Formula S-O-R dibaca sebagai Stimulus (ransangan)-Organisame (Individu)-Respon. O melambangkan peran kongnisi yang menengahi antara S dan R. Yang dimaksud dengan kognisi disini adalah proses akal 26Irwanto, Psikologi umum, (Buku PANDUAN mahasiswa), (Jakarta; PT. Prehlmlindo, 2002), hlm. 71 27Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 96 23 atau mental untuk memperoleh, menyimpan, mendapatkan, dan mengubah pengetahuan. Pengetahuan ini sebagai hasil persepsi terhadap hubungan hubungan diantara benda-benda, kejadian-kejadian, atau apa saja yang kita alami melalui panca indra kita.28 Gambar 2.1: Teori S-O-R Sumber : R. Effendy, 1993:255 a) Stimulus Dalam psikologi, stimulus adalah bagian dari respon stimuli yang berhubungan dengan kelakuan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses selanjutnya, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesedian untuk mengubah sikap, dimana perubahan sikap bisa dipengaruhi oleh pesan yang disampaikan. Adapun faktor yang berasal dari stimuli, mencakup.29 1) Karakter fisik stimuli, misalnya: warna, intensitas dan sebagainya. 28Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 97 29Rubani, Mardhiah. 2010. Psikologi Komunikasi.(Pekanbaru: UR Press) hlm 119-120 Stimulus (Rangsangan/ perubahan sikap) Organisme (Komunikan) Respon (Perubahan sikap 24 2) Pengorganisasian pesan, cara bagaimana pesan diatur atau diorganisasikan mempengaruhi persepsi kita. 3) Novelty (Kebaruan, keluar biasaan), hal-hal yang baru atau luar biasa akan lebih dapat perhatian disbanding hal-hal yang rutin atau biasa biasa saja. 4) Model, yakin bagaimana informasi diserap oleh panca indra (bisa melalui perhatian, pendengaran, penciuman, perabaan atau pengecapan) 5) Asal mulai informasi, ada informasi yang berasal dari lingkungan fisik, dari diri sendiri, dari orang lain (melalui komunikasi antar pribadi), dari media massa, dan lain-lain. 6) Media atau channel berpengaruh dalam penerimaan dan pengolahan informasi. Persepsi orang akan berita di satu media juga berbeda beda. b) Organisme Organisme atau individu ini sendiri bisa kita sebut dengan makhluk hidup. Organisme ini terdiri dari manusia, tumbuhan, hewan, serta mikroorganisme lainnya yang bisa memicu timbulnya perhatian, perngertian dan penerimaan. 1) Perhatian, komunikasi akan terjadi jika ada perhatian dari komunikan. 2) Pengertian adalah bagaimana komunikan mengerti akan stimuli yang diberikan. 25 3) Penerimaan hal ini jika komunikan telah mengelolah stimuli dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.30 c) Respon Respon merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian persepsi, pengetahuan, asumsi, penilaian dan motivasi yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut.31 Penelitian Rogers (1974) menyatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru terjadi proses berurutan di dalam diri orang tersebut, yakni: 1) Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2) Interest yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. 3) Evaluation berarti menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. 4) Trial orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5) Adoption subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus yang diberikan.32 30Framanik, Naniek Aprilla. Komunikasi Persuasi. Kocipta Publishing. Serang. 2012. Hlm. 278 31Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Cet. Ke-3 (Citra Aditya Bkti, Bandung:2008), hlm. 55 32Rubani, Mardhiah. 2010. Psikologi Komunikasi.(Pekanbaru: UR Press) hlm. 120-121 26 B. Kuliah Daring/Online Teknologi telekomunikasi untuk sekarang ini sangat diperlukan dalam pembelajaran di sekolah semakin kondusif dengan munculnya sistem perkuliahan daring. Daring merupakan akronim dari “dalam jaringan”. Perkuliahan daring adalah salah satu metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet. Sistem perkuliahan daring ini dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Program Kuliah Daring Terbuka dan Terpadu (KDITT). 33 Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengembangan perkuliahan daring, yaitu konten, kanal, infrastruktur atau teknologi informasi. a. Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui koneksi internet b. Tersedianya fasilitas untuk kaum pelajar dalam layanannya, c. Dibimbing guru sseperti pembelajaran secara tatap muka Dengan demikian Pembelajaran Daring merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet LAN, WAN) sebagai metode penyampaian intereaksi dan media pendukung pembelajaran disaat pandemi Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf terdiri dari 4 hal yaitu: 33Kemdikbud ”Penyelenggaraan pembelajaran tatap muka tahun akademik 2021/2022” https://dikti.kemdikbud.go.id/pengumuman/penyelenggaraan-pembelajaran-tatap-muka-tahun akademik-2021-2022/ 27 1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru. 2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja. 3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas. 4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran34 Implementasi pembelajaran daring dengan demikian dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Adanya kenaikan grafik kualitas perguruan tinggi dan kualitas lulusan dalam pembelajaran teknologi informasi. 2. Terbentuknya komunitas berbagi ilmu tidak terbatas dalam stu lokasi. 3. Tidak terbatasnya sumber-sumber belajar. Keberhasilan sistem pembelajaran daring tergantung dari komponen baik mahasiswa dosen, sumber belajar, maupun teknologi informasi supaya pembelajaran di masa pandemi ini benar-benar mendapat hasil yang maksimal. 34Mustofa, M. I, Chodzirin, M., & Sayekti, L. 2019. Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi (Studi terhadap Website pditt.belajar.kemdikbud.go.id) Walisongo Jurnal of Information and Technology, I(2), 154. 28 C. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal adalah proses menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya dan menghasilkan kembali. Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.35 1. Sensasi Sensai berasal dari kata sense, artinya alat pengindra yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra. 2. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan inormasi dan menasirkan pesan. 3. Memori Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organime sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Memori melewati tiga proses yaitu perekaman (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan (retrieval).36 35Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm 51 36 Ibid, hlm 27 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif, deskriptif yaitu suatu rumusan masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi social yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Menurut Lexy.J. Moleong, pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.37 Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan dihasilkan dari seting sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate).38 Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang “Persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID-19” Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, minat, motivasi, tindakan, dengan cara deskriptif 37Lexy J. Meleong, Metodoloi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.4 38Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, cct.2 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.2. 29 30 dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang “Persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID-19” B. Kehadiran Peneliti Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengumpul data. Peneliti diharapkan dapat memahami kenyataan-kenyataan yang ada pada lapangan yang berhubungan dengan objek penelitian, karena peneliti sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis data, dan akhirnya peneliti sendiri yang menjadi pelapor hasil penelitiannya. Kehadiran peneliti diketahui statusnya oleh informan karena peneliti berhubungan langsung dengan Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam IAIN Kediri. C. Lokasi Penelitian Alamat Institut Agama Islam Negeri kediri adalah Jl.Sunan Ampel No.7 Ngronggo Kediri. D. Sumber Data Teknik pengumpulan data merupakan tahap yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 31 1. Data Primer : sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti yaitu Mahasiswa Komunikasi penyiaran islam Fakultas Ushuluddin dan dakwah IAIN Kediri 2. Data Sekunder : sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan lewat dokumen atau bisa juga orang lain. Yaitu pada jurnal dan berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah proses dan cara yang di pergunakan penulis untuk mendapatkan data yang di butuhkan. Setiap penelitian baik itu penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif tentunya menggunakan teknik dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Tujuannya dari hal ini ialah untuk membantu penulis memperoleh data-data yang otentik. 1. Observasi yaitu langkah awal teknik pengumpulan data dilakukan oleh penulis. Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.39 Jadi dapat di simpulakan bahwa observasi ialah suatu kegiatan yang di lakukan untuk mengumpulkan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian sehingga dapat memperoleh gambaran secara jelas mengenai objek yang akan diteliti 39Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, hlm. 37 32 yaitu pada Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri. 2. Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang di wawancarai (interview) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.40 Narasumber yang akan diwawancarai adalah Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri. 3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen dokumen dan pustaka sebagai bahan analisis dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan untuk mencatat data-data sekunder yang tersedia dalam bentuk arsip atau dokumen-dokumen.41 Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui data dokumentasi yang berkaitan dengan hal-hal yang akan penulis teliti. Data berupa dokumen seperti ini dapat dipakai untuk mengenali informasi yang terjadi di masa silam atau di masa lampau. F. Analisis Data Tujuan dari analisisis data adalah menyederhanakan data kedalam bentuk lebih mudah dibaca dan interprestasi yang seringkali menggunakan deskriptif kualitatif sebagai alatnya. Dan pada umumnya analisis data 40Sarosa, Samiaji, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks. 2012. Hlm. 45 41Ruslan, Rosadi. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010. Hlm. 221-222 33 menggunakan metode trianggulasi sebagai metode yang menjamin kredibilitas data.42 Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu data yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Trianggulasi metode adalah suatu metode yang melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga drajat kepercayaan dapat valid. G. Keabsahan Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan kredibilitas dan dilakukan dengan ketekunan pengamatan. Kekuatan pengamatan berarti mencarai secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan dan tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan personal atau isu yang sedang dicari dan kemudian memustuskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 42Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif (R&D), Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007, hlm 82 34 H. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Pengumpulan Data Tahap pertama ialah pengumpulan data premier dan data sekunder. Peneliti menyiapkan data-data terkait Persepsi Mahasiwa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Semeste 7 IAIN Kediri. 2. Tahap Analisis Data Setelah semua data terkumpul, peneliti akan melakukan analisis data yang didapatkan mengunakan analisis trianggulasi data. 3. Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap terakhir adalah penyampaian kesimpulan. Data yang sudah di analisis akan ditarik kesimpulan. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Latar belakang dan rumusan masalah menunjukan bahwa ada masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun bab ini akan memaparkan berbagai temuan dari peneliti terkait dengan Persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring melalui data yang didapatkan dari wawancara dan dokumentasi di lapangan. Perkuliahan tatap muka semester genap tahun ajaran 2019/2020 dimulai dari bulan Februari sampai bulan Juli 2020. Perkuliahan tatap muka tersebut tidak dapat dilakukan hingga akhir semester dikarenakan Indonesia terkena pandemic covid-19. Pandemi covid-19 ini menyebabkan perkuliahan hars dilakukan secara daring. Perkuliahan daring ini dilakukan sejak tanggal 20 April 2020 hingga akhir semester berjalan sesuai dengan surat edaran Rektor IAIN Kediri.43 Mahasiswa maupun dosen tidak memiliki kesiapan dan perencanaan dalam menghadapi perkuliahan daring yang dilakukan secara tiba-tiba tersebut. Persepsi mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri terhadap pembelajaran daring pada masa pandemic covid-19 dengan menggunakan angket. 43Perpanjangan WFH selama Darurat Covid-19 http://iainkediri.ac.id/wp content/uploads/2020/04/SE-REKTOR-178-TTg-PERPANJANGAN-WFH-SELAMA DARURAT-COVID-19.pdf 35 36 1. Profil IAIN Kediri Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Kediri yang sekarang dikenal dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, berawal dari munculnya gagasan para tokoh masyarakat Jawa Timur pada tahun 1961. Gagasan tersebut berupa keinginan untuk memiliki Perguruan Tinggi Agama Islam yang bernaung di bawah Departemen Agama Republik Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, para tokoh masyarakat Jawa Timur pada tahun itu juga mengadakan pertemuan di Jombang, Jawa Timur. Pertemuan yang bersejarah terebut menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya :44 1. Membentuk Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam Negei (PTAIN) 2. Mendirikan Fakultas Syari’ah di Surabaya 3. Mendirikan Fakultas Tarbiyah di Malang 4. Pada tanggal 28 Oktober 1961 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 1961, diresmikan berdirinya dua fakultas, yaitu Fakultas Syari’ah di Surabaya yang di pimpin oleh K.H.M Syafii Karim dan Fakultas Tarbiyah di Malang yang dipimpin Prof. Mr. Koesnoe. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1964, berdasarkan urat Keputusan Menteri Kompartemen Urusan Agama Nomor 66 Tahun 44Sejarah IAIN Kediri “https://iainkediri.ac.id/sejarah/” 37 1964, diresmikannya Fakultas Ushuludin di kediri yang dipimpin oleh K.H. A. Zaini. Pada saat diresmikan, ketiga fakultas tersebut belum memiliki asilitas yang diperlukan seperti gedung, ruang kuliah, perkantoran dan segala prasarana penunjangnya. Oleh karena itu, atas saran dan partiipasinya para ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Fakultas Syariah ditempatkan di Gedung Taman Pendidikan Putri Nahdlatul Ulama Jl. A. Yani 2-4 Wonokromo, Surabaya. Sedangkan Fakultas Tarbiyah Malang ditempatkan di Gedung Tarbiyah wa Ta’lim NU, Jl. Dinoyo Malang dan Fakultas Ushuludin Kediri ditempatkan di Gedung SMAN 1 Jl. Veteran, Kediri.45 Pada tanggal 5 Juli 1965, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 1965, ketiga Fakultas tersebut diresmikan sebagai Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel yang berkedudukan di Surabaya. Sunan Ampel adalah nama seorang wali yang terkenal, bahkan sangat melekat di hati masyarakat islam Jawa Timur. Beliau adalah sesepuh dan guru dari para mujahid yang terkenal dengan sebutan Wali Songo. Nama asli beliau adalah R. Rahmatullah, disebut Sunan Ampel karena lembaga pendidikan yang beliau asuh berpusat di kota Ampel Denta, Surabaya. Untuk melanjutkan cita-cita perjuangan beliau itulah maka Sunan Ampel diabadikan sebagai nama IAIN milik masyarakat Jawa Timur. 45 Ibid35 38 Pada kurun waktu 1966-1970 IAIN Sunan Ampel tumbuh dengan pesat. Tiga Fakultas yang ada berkembang menjadi 18 Fakultas di daerah daerah yang tersebar di tiga Provensi yaitu Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat. Namun pada akhir periode 1971-1975, akreditasi kualitas akultas di IAIN Sunan Ampel mulai dilaksanakan. Hasilnya lima Fakultas yang berlokasi di Bangkalan, Pasuruan, Lumajang, Sumbawa dan Bima dengan terpaka ditutup dan digabungkan dengan Fakultas sejenis yang domisilinya berdekatan dengan fakultas-fakultas lainnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985, satu akultas lagi dilepas, yaitu Fakultas Tarbiyah Samarinda, Kalimantan Timur, yang selanjutnya diserahkan kepada IAIN Antasari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Bersamaan dengan itu, Fakultas Tarbiyah Bojonegoro dipindahkan ke Surabaya.46 Dalam pelaksanaan pendidikan, Fakultas Ushuludin Kediri pada mulanya hanya menyelenggaran Program Sarjana Muda (BA). Karena tuntutan dan perkembangan masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka dibuka Program Dektoral (Sarjana Lengkap) Jurusan Perbandingan Agama (PA). Keinginan untuk mengembangkan IAIN Sunan Ampel selalu mendorong para pimpinannya untuk bekerja keras dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan tinggi kepada masyarakat di wilayah Karisidenan Kediri. Karena di wilayah 46 Ibid35 39 Kediri banyak sekali lembaga pendidikan pondok pesantren, maka pada tahun 1994-1995 dibuka Program Studi Tafsir Hadis. Untuk meningkatkan efisiensi, efektiitas dan kualitas pendidikan di IAIN di pandang perlu adanya penataan terhadap fakultas-akultas di IAIN yang berlokasi di luar IAIN induk. Maka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 berdirilah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sebagai nama pengganti dari fakultas-fakultas cabang yang berada di luar IAIN induk pada beberapa IAIN di seluruh Indonesia, termasuk Fakultas Ushuludin Kediri IAIN Sunan Ampel. Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut maka Fakultas Ushuludin Keiri secara kelembgaan lepas dari IAIN Sunan Ampel Surabaya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri. Selama 20 tahun tumbuh dan berkembang, STAIN Kediri telah menjadi PTKAIN yang patut diperhitungkan ditingkat nasional. Terbukti selama 3 tahun berturut turut sejak 2016-2018, STAIN Kediri memperoleh penghargaan sebagai perguruan tinggi paling diminati untuk level Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri se Indonesia. Jumlah program studi yang dikelola juga bertambah dari tahun ke tahun. Jika pada awal berdiri tahun 1997 hanya 2 program studi, maka pada tahun 2018 STAIN Kediri telah mengelola 17 studi S1 dan 6 program studi S2. Untuk memperluas rumpun Ilmu Agama Islam dan memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat, maka pada tahun 2018, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri secara resmi bertransformasi menjadi 40 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri. Perubahan ini berdasarkan pada peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2018. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 32 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Kediri, maa sekarang di IAIN Kediri terdapat empat Fakultas, yaitu Fakultas Ushuludin Dan Dakwah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. 2. Profil Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri termasuk Prodi dari salah satu Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Kediri, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri berdiri pada tanggal 1 November 2007. Dengan Visi Menjadi Program studi unggulan dan berkualitas di bidang Broadcasting tingkat Nasional pada tahun 2030 dan memiliki visi dan misi sebagai berikut47: Visi : Menjadi program studi yang unggul dan berkualitas di bidang broadcasting tingkat nasional pada tahun 2030. Misi : a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang Broadcasting. b. Menyelenggarakan penelitian dengan grand tema Broadcating. c. Melaksanakan pengabdian masyarakat berbasis Broadcasting. 47Profil Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri “https://kpi.iainkediri.ac.id/profilkpiiainkediri/” 41 d. Melaksanakan kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga lain yang relevan dalam bidang broadcasting. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri terdapat 3 kompetensi yang wajib diterapkan yaitu broadcasting, jurnalis, public relation officer, Da’i profesional. a. Kompetensi Broadcaster 1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang broadcasting dan siap bersaing dalam industry media kreatif. 2. Mampu mengelola media komunikasi sesuai dengan regulasi yang berlaku. 3. Mampu merencanakan program produksi radio dan televise, mampu membuat produksi program radio dan televisi, dan mampu menerapkan etika penyiaran. 4. Memiliki kemampuan percaya diri untuk berbicara di depan public seperti MC, penyiar radio, reporter, news anchor. b. Kompetensi Jurnalis 1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dibidang jurnalistik (seperti teknik menulis, wawancara, menyunting, investigasi, analisis dan penentuan arah pemberitaan serta terampil menggunakan alat kerjanya termasuk teknologi informasi. 2. Mampu mencari, mengolah, menulis berita sesuai karakteristik teknologi dan media serta mampu menerapkan hokum dan etika jurnalistik. 42 c. Kompetensi Public Relation Officer 1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang relation (seperti kemampuan berkomunikasi yang baik secara lisan dan tulisan, mengelola program kehumasan, dan, memiliki kemampuan managerial, leadership dan berpegang teguh pada kode etik public relation. 2. Mampu menganalisis situasi, merencanakan program-program public relation, memecahkan masalah-masalah kehumasan dan menerapkan standartd profesi public relation. d. Kompetensi Da’i Profesional 1. Menguasai pengetahuan dan memahami ajaran islam dengan baik (seperti ilmu tafsir, hadits, tauhid, fiqih, akhlak, dan tasawuf dsb). 2. Memiliki kompetensi intelektual dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan ilmu dakwah (seperti ilmu komunikasi, psikologi, etika komunikasi, sosiologi komunikasi, da lain-lain). Di setiap tahunnya prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri mengalami pertambahan mahasiswa dari tahun 2008 dengan jumlah mahasiswa hanya 2 mahasiswa menjadi 155 pada tahun 2022. 3. Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri 43 Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri yaitu mahasisa yang terdaftar masuk di prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri pada tahun 2019. Mahasiswa prodi Komunikasi Penyiaran Islam Iain angkatan 2019 ini terdata sebanyak 188 mahasiswa. Mahasiswa prodi Komunikasi Penyiaran Islam angkatan tahun 2019 mengalami dua fase pembelajaran yaitu pembelajaran secara offline atau berinteraksi secara langsung dan pembelajaran online atau daring yaitu pembelajaran melalui media online, perubahan 2 metode pembelajaran ini membuat mahasiswa angkatan tahun 2019 prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri beradaptasi dengan cepat. Berikut data nama mahasiswa angkatan tahun 2019 angkatan 2019 prodi Kommunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri: Tabel 4.1 : Data nama mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri Angkatan Tahun 2019. No Nama Tahun Angkatan 1 NURMALITA SABRINA PUTRI 2019 Gander Alamat Perempuan 2 AKSAL ARDE PUTRA Nganjuk 2019 3 Laki-laki Bandar kidul. Kediri QORI LESTARI 4 NAILU ROIFATUL CHUSNA 2019 Perempuan Jalan Letjend Sutoyo 2/30B Desa Tinalan Kecamatan Pesantren Kota Kediri 2019 5 OKTAVINA DWIYANTI Perempuan Nganjuk 2019 6 HARIYANTO SETIAWAN Perempuan Tegalrejo, Sidomulyo, Puncu, Kediri 2019 7 FENY RUKMANASARI Laki-laki Kaliombo Kota Kediri 2019 8 INESIA DWI NOVITA Perempuan Blitar 2019 9 LAILA KHOIRUN NISAK Perempuan Perempuan Ngronggo, Kediri 10 MUCHAMAD NURCHOLIS gurah-kediri Laki-laki 2019 2019 11 NURFUDINIYAH Tuban 2019 Perempuan Ds. Mojosari Kec. Kras Kab. Kediri 44 12 BINTI MUFIDATUL KHOIRIAH 2019 Perempuan RT 01 RW 03 Ds. Tanjung Kec. Pagu Kab. Kediri 13 AHMAD ABDUL FARID ZAIN 2019 Laki-laki Kaloran, Ngronggot, Nganjuk 14 SALMA HANUN AFAFY 2019 Perempuan Ds. Pagu Kec. Pagu Kab. Kediri 15 WAHYU INDAH PURNAMA 2019 Perempuan Mojokerto 16 SITI IMATUT TAUFIKHOH 2019 Perempuan Ngronggot, nganjuk 17 AIREEZA ZUHRI 2019 Laki-laki Sumberjo- Dadapan Ngronggot- Nganjuk 18 SITA AINUR ROFIAH 2019 Perempuan Jombang 19 NURISKA ROHMATUN AINIYAH 2019 Perempuan Moropelang babat lamongan 20 AIZATIL LAILIYAH 2019 Perempuan Ujungpangkah Gresik 21 MUHAMMAD MUDZAKKIR ALWI 2019 Laki-laki Desa Mejoyo Losari Kec Gudo Kab Jombang 22 SHELY RETNO ANGGRAINI 2019 Perempuan Gurah 23 MOH KHOIRUN NISA 2019 Laki-laki Petok. Mojo 24 ANI ROHMAWATI 2019 Perempuan Plemahan 25 RENDY FUAD HUSAIN 2019 Laki-laki pagu, kediri 26 DINDA ARUMSARI 2019 Perempuan Desa Plosokidul Dusun Djengkol RT/RW 02/04 Kec. Plosoklaten 27 MOH RIZAL ARIANSYAH 2019 Laki-laki Takerharjo, solokuro, lamongan 28 MUFIDATUL MAGHFIROH 2019 Perempuan Madiun 29 Riza 2019 Perempuan Lamongan 30 Lailatun Nuryantin Ningyas 2019 Perempuan Tuban Total : 30 Mahasiswa L: 10, P: 20 45 4. Paparan Data 1. Persepsi Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa COVID-19 Hasil temuan berupa jawaban Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri melalui pertanyaan yang terdapat di google form dapat diketahui sebagai berikut: a. Media pembelajaran Media atau alat apa yang digunakan untuk pembelajaran daring Handphone Laptop Keduanya Gambar 4.1 Persentase Media Pembelajaran 46 “Mengenai media pembelajaran setiap melaksanakan daring media pembelajaran saya melalui Handphone dan Laptop”48 Dari 30 mahasiswa angkatan tahun 2019 tahun ajaran 2022/2023 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri lebih dari setenganya menggunakan handphone sebagai alat pembelajaran daring. Menurut mereka dengan menggunakan handphone lebih memudahkan mereka untuk mengikuti kelas ketika harus kuliah sedangkan mereka masih melakukan kegiatan lain. Selain handphone ada yang menggunakan laptop sebagai alat pembelajaran daring. Mereka yang menggunakan laptop beralasan bahwa ketika di laptop gambar akan lebih jelas karena layar yang lebar, dan memudahkan mereka ketika melakukan presentasi. Sedangkan sisanya adalah mahasiswa yang menggunakan handphone dan laptop sebagai alat pembelajaran daring. “Saat kuliah daring menggunakan media Handphone dan Laptop”49 48Hasil wawancara Salma Hanun Afafy, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri (2022-2023), 18 September 2022, 12.03 WIB 49 Hasil wawancara Nurfudiniyah, Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri (2022-2023), 18 September 2022, 18.17 WIB. 47 b. Lama melaksanakan daring Berdasrkan hasil jawaban wawancara mahasiswa tentang lama melaksanakan pembelajaran daring saat pandemi covid-19 seluruh mahasiswa angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri pada masa pandemi covid-19 yaitu 2 tahun atau 4 semester. “Untuk lama pelaksanaan kuliah daring ± 2 tahun”50 c. Pemahaman materi Apakah materi yang diajarkan sesuai dengan yang disampaikan dan dapat dipahami? Sesuai Tidak sesuai Kurang sesuai Gambar 4.2 Persentase Pemahaman Materi Pertanyaan selanjutnya mengenai materi yang disampaikan dosen apakah sesuai dan dapat dipahami. Jawaban kurang sesuai menjadi jawaban yang paling banyak disampaikan oleh mahasiswa. Dari 30 mahasiswa 13 menjawab kurang sesuai alasannya karena kurang dikemas secara menarik materi yang disampaikan sehingga terkesan hanya membaca tulisan kemudian mendengarkan 50 Hasil wawancara Binti Mufidatul Khoiriyah, Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri (2022-2023), 18 September 2022, 12.31 WIB 48 penjelasan yang singkat. Sembilan mahasiswa menjawab sesuai karena mereka sadar memang seharusnya mereka yang mau aktif bertanya dalam kelas. Sisanya 8 mahasiswa menjawab tidak sesuai karena materi yang disampaikan kurang jelas. “Ya sesuai, namun terkadang ada beberapa materi yang mungkin butuh penjelasan lebih supaya paham”51 d. Penyajian Materi Apakah penyampaian materi cukup menarik? Menarik Tidak Kurang menarik Gambar 4.3 Persentase Penyajian Materi Ada tiga kategori jawaban yang disampaikan informan Jawaban tertinggi yaitu materi yang disampaikan tidak menarik karena cara menyampaikannya kurang menarik sehingga mereka kurang tertarik saat menjalani kelas. Jawaban kedua materi kurang menarik. Dan hanya ada 6 mahasiswa yang menjawab menarik. Jawaban menarik atau tidak ini tidak berlaku untuk semua dosen karena tetap ada dosen yang menyampaikan materinya menarik dan 51 Hasil wawancara Wahyu Indah Purnama, Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Angkatan Tahun 2019 IAIN Kediri (2022-2023), 19 September 2022, 06.53 WIB. 49 tidak. Dapat diambil kesimpulan bahwa banyak mahasiswa angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri tidak tertarik dengan penyajian materi saat perkuliahan daring yang membuat terhambatnya memahami materi yang disampaikan. “tidak semua dosen bisa menyampakan dengan cara yang menarik”52 e. Pendapat Tentang Pembelajaran Secara Daring Berdasarkan persepsi Mahasiswa angkatan tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri mengenai pembelajaran secara daring dapat diketahui dari wawancara melalui google form dari 30 mahasiswa, sebanyak 21 berpendapat kurangnya effektif pembelajaran daring yang diterapkan. 19 berpendapat bahwa banyak manfaat dan kelebihan saat pelaksanaan daring mahasiswa merasa metode daring ini bias di manfaatkan untuk kegiatan lain. Semua informan yang merupakan mahasiswa angkatan tahun 2019 berpendapat bahwa selama kuliah daring mereka merasakan hal postif dan negatif. Positifnya mereka bisa kuliah dengan mengerjakan pekerjaan rumah atau mereka yang sedang bekerja bisa dengan melakukan pekerjaannya. Lebih bisa memanfaatkan teknologi yang ada. Bisa menghemat biaya transportasi atau tempat tinggal bila mereka dari luar kota. Tanya jawab dalam perkuliahan bersifat 52 Hasil Wawancara Reendy F. Husain, Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri (2022-2023), 26 September 2022, 12.26 WIB. 50 fleksibel karena bisa ditanyakan lewat chattingan baik dosen maupun teman. Waktu perkuliahan lebih singkat dari pada saat kelas offline. Melatih mahasiswa untuk lebih tanggung jawab, kreatif, dan juga mandiri. Namun dari sekian jawaban positif ada jawaban dari beberapa mahasiswa yang menurut mereka kuliah online atau daring belum bisa diterapkan sepenuhnya di IAIN Kediri. Antara lain jawabannya hampir sama degan kendala yang mereka hadapi saat menjalani kuliah online seperti, jaringan internet yang tidak stabil, harga kuota internet yang cukup mahal, penyampaian materi dari dosen yang kurang menarik, perangkat komputer atau handphone yang cukup mahal, sebagian dosen masih ada yang kurang bisa menggunakan teknologi untuk pembelajaran daring, jika tadi ada yang menjawab ketika ingin bertanya bisa lebih fleksibel ternyatai belum berlaku untuk semua dosen, waktu perkuliahan lebih singkat dari pada saat kelas offline. “Ada plus minusnya sih, untuk anak yang aktif dalam kegiatan/bekerja mungkin bisa disambi2, sehingga ttp bisa produktif, dan disini pastinya kuliahnya akan kalah dg kegiatan yg dilaksanakan secara offline tadi, entah kerja/kegiatan lain.Tapi untuk mahasiswa yang gak adakegiatan sama sekali pastinya ngebosenin dan pandangan org2 disekitarnya pasti juga buruk, seperti contoh "Hp terusss,," padahal aslinya ada matkul.tp disini untungnya mereka bisa memahami pelajaran secara maksimal meskipun ada tekanan dari orang dsekitarnya.”53 53 Hasil wawancara Siti Imatut, Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri (2022-2023), 19 September 2022, 19.43 WIB. 51 f. Penerapan Pembelajaran Daring Setuju atau tidak kalau kuliah daring merupakan metode pembelajaran yang efektif untuk kedepannya Setuju Tidak Gambar 4.4 Persentase Penerapan Pembelajaran Daring Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Islam IAIN Kediri dari 23 mahasiswa tidak setuju untuk pembelajaran daring tetap di terapkan untuk kedepannya, dan 7 mahasiswa setuju tetap diterapkan untuk pembelajaran daring. Hampir semua mahasiswa menjawab tidak karena kembali lagi pada alasan yang sama dengan kendala yang mereka hadapi saat kuliah daring. Beberapa alasannya belum merata dan stabil jaringan internet yang ada di Indonesia, biaya pembelian kuota internet yang mahal serta kemampuan dosen saat menjelaskan dan menyampaikan materi. “Kurang begitu setuju, karena tidak semua orang bisa menerima pembelajaran sistem jarak jauh.”54 54 Hasil wawancara Nailu Roifatul Chusna, Mahasiswa Angkatan Tahun 2019 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kediri (2022-2023), 26 September 2022, 13.21 WIB. 52 g. Interaksi Antara Teman Interaksi mahasiswa dengan teman sekelas selama pembelajaran daring dapat diketahui bahwa dari 30 mahasiswa, sebanyak 25 mahasiswa menjawab kurangnya intensitas berinteraksi dengan teman sekelasnya, 5 mahasiswa menjawab cukup efektif saat berinterkasi dengan teman meski hanya lewat media online saja. Mayoritas mahasiswa menjawab kurang intensnya berinteraksi dengan teman-temannya karena tidak ada pertemuan secara langsung. “Kurang adanya intera

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1))
Subjects: 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE (Ilmu Bahasa, Komunikasi dan Budaya) > 2001 Communication and Media Studies > 200102 Communication Technology and Digital Media Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: IRVANDU BAYU RIZQO AJI
Date Deposited: 01 Oct 2024 02:07
Last Modified: 01 Oct 2024 02:07
URI: https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/15037

Actions (login required)

View Item View Item