Akulturasi Agama Dan Budaya Lokal Dalam Ritual Satu Suro Di Petilasan Gajah Mada Desa Lambangkuning Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk

ROSID, MOH AINUR (2023) Akulturasi Agama Dan Budaya Lokal Dalam Ritual Satu Suro Di Petilasan Gajah Mada Desa Lambangkuning Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.

[img] Text
933103119_prabab.pdf

Download (994kB)
[img] Text
933103119_bab1.pdf

Download (434kB)
[img] Text
933103119_bab2.pdf

Download (540kB)
[img] Text
933103119_bab3.pdf

Download (367kB)
[img] Text
933103119_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (439kB)
[img] Text
933103119_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (318kB)
[img] Text
933103119_bab6.pdf

Download (190kB)
[img] Text
933103119_daftarpustaka.pdf

Download (506kB)
[img] Text
933103119_lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
933103119_pernyataanpublikasi.pdf

Download (185kB)

Abstract

ABSTRAK Kata kunci : Akulturasi, Ritual Satu Suro, Petilasan Gajah Mada Masyarakat Jawa sangat percaya dengan adanya roh halus dan keajaiban yang ada di alam semesta dan alam gaib. Akulturasi Agama dan budaya adalah proses saling memengaruhi dan berinteraksi antara agama dan budaya yang menghasilkan perubahan dalam masing-masing unsur tersebut. . Proses Akulturasi terjadi ketika dua kelompok Budaya atau Agama bertemu dan terlibat dalam kontak yang intens, yang mengarah pada adopsi unsur-unsur Budaya atau Agama satu sama lain. Bertepatan dengan tempat penelitian yang berada disitus sejarah Petilasan Gajah Mada di Desa Lambangkuning Kecamatan KertosonoPenelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Lexi J. Moleong yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan Masyarakat Jawa yang mempercayai kesakralan bulan suro dan menjadikan mereka melakukan berbagai macam bentuk ritual diantaranya Caos Daharan. .Acara caos daharan adalah salah satu dari banyak kegiatan yang dilakukan selama prosesi ritual suro di petilasan Gajah. di lokasi petilasan yang dianggap suci oleh Masyarakat sekitar. Ritual Satu Suro yang dilestarikan oleh masyarakat Desa Lambangkuning menunjukkan keharmonisan budaya dan agama. Menurut Geertz, agama adalah sistem budaya di mana budaya dan agama saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Mayoritas masyarakat Desa Lambangkuning adalah beragama Islam namun tidak sedikit dari mereka yang masih meyakini dan mempercayai roh atau arwah leluhur yang sudah meninggal, tempat dan benda keramat. .pelaksanaan Prosesi Ritual di Petilasan Gajah Mada dengan prosesi Satu Suro ditempat lain adalah menggunakan beberapa syarat dan sesaji khusus seperti pada saat Prosesi Caos dahar yang dilakukan oleh 16 remaja putri yang dinamakan Manggolo.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1))
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220406 Studies in Eastern Religious Traditions
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Jurusan Studi Agama-agama
Depositing User: MOH AINUR ROSID
Date Deposited: 13 Jun 2024 07:12
Last Modified: 13 Jun 2024 07:12
URI: https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/13102

Actions (login required)

View Item View Item