Kamalin, Faricha Hamida (2023) Akhlak Menuntut Ilmu Pada Kisah Nabi Musa As Dan Nabi Khidir As Dalam Q.S Al-Kahfi Ayat 65-78 (Studi Komparatif Antara Tafsir Ibn Kathir Dan Tafsir Al-Munir). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
933801319_prabab.pdf Download (3MB) |
|
Text
933801319_bab1.pdf Download (3MB) |
|
Text
933801319_bab2.pdf Download (3MB) |
|
Text
933801319_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text
933801319_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text
933801319_bab5.pdf Download (2MB) |
|
Text
933801319_daftarputaka.pdf Download (3MB) |
|
Text
933801319_sp.pdf Download (65kB) |
Abstract
Akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipahami bagi setiap penuntut ilmu. Setiap orang Islam, memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu. Adapun akhlak menuntut ilmu termuat pada salah satu kisah yang ada di dalam al-Qur’an yang pada hakikatnya mengandung banyak sekali pelajaran, dari kisah orang-orang yang hidup sebelum Nabi, kisah para Nabi, kisah keluarga Nabi serta umatnya. Penelitian ini mengkaji kisah Nabi Musa a.s dan Nabi Khidir a.s yang terdapat pada Q.S Al-Kahfi ayat 65-78. Penulis menggunakan metode muqaran yang mengkomparasikan pendapat dari dua tafsir yaitu tafsir Ibn Kathi>r yang merupakan karya tafsir di era petengahan dan tafsir al-Muni>r yang merupakan karya tafsir di era kontemporer. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat kepustakaan (Library research). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan dalam menafsirkan mengenai akhlak menuntut ilmu pada kisah Nabi Musa a.s dan Nabi Khidir a.s sedikit banyak perbedaan antara tafsir Ibn Kathi>r dan tafsir al-Muni>r diantaranya corak penafsiran, penjelasan awal pertemuan, penyebutan nama daerah yang berbeda, perbedaan madzhab yang dianut, dan pengambilan riwayat/nukilan ulama terdahulu. Adapun hasil dari analisis komparatif menunjukkan bahwa tafsir Ibn Kathi>r dan tafsir al-Muni>r memiliki persamaan yaitu sama-sama ditemukannya akhlak mengucapkan salam, meminta izin untuk menuntut ilmu dan rendah hati (tawad}u’), meminta izin untuk menumpangi perahu, tidak bersabar, mengingkari janjinya, memohon maaf atas kesalahannya, menentang dengan perkataan yang lebih keras, dan tidak menjamu tamu. Namun dalam tafsir Ibn Kathi>r disebutkan mengucapkan dengan disertai perkenalan. Selain itu, juga terdapat perbedaan diantara kedua mufasir dalam menjelaskan akhlak tidak merasa bangga (ujub) atas ilmunya, menghormati guru, dan bersifat bakhil atau kikir. Meskipun terdapat perbedaan dalam menafsirkan, akan tetapi kedua mufasir saling menguatkan satu sama lainnya.
Actions (login required)
View Item |