DHIKRULLA<H DALAM QS. AL –‘ANKABU<T AYAT 45 (Studi Komparasi Tafsir Al-T{abari Dan Al-Mis}bah Terhadap Surat Al‘Ankabu>t Ayat 45)

MUDAWAMAH, SITI (2017) DHIKRULLA<H DALAM QS. AL –‘ANKABU<T AYAT 45 (Studi Komparasi Tafsir Al-T{abari Dan Al-Mis}bah Terhadap Surat Al‘Ankabu>t Ayat 45). Masters (S2) thesis, IAIN Kediri.

[img] Text
COVER.pdf

Download (112kB)
[img] Text
SEBELUM BAB.pdf

Download (364kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (288kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (640kB)
[img] Text
BAB IV .pdf
Restricted to Registered users only

Download (453kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (101kB)
[img] Text
SESUDAH BAB.pdf
Restricted to Registered users only

Download (121kB)
[img] Text
RIWAYAT HIDUP .pdf

Download (49kB)
[img] Text
surat pernyataan unggah tesis.pdf

Download (91kB)

Abstract

Penafsiran dhikrulla>h pada surat Al-‘ankabut ayat 45 ini, bahwa Al-T{abari menafsiri dhikrulla>h dengan memberikan dua pengertian yang berbeda, ia mengarahkan bahwa kata dhikrulla>h dalam ayat tersebut bersifat umum baik dhikrulla>h yang disandarkan pada seserorang atau yang disandarkan kepada Allah swt yaitu: 1. Seorang hamba yang mengingat Allah swt itu sesuatu yang agung dari pada mengingat yang lain. 2. Ingatan Allah swt kepada hamba-Nya lebih besar dibanding ingatan seorang hamba kepada-Nya. Dhikrulla>h menurut Quraisy Shihab adalah dhikrulla>h lebih mengarah terhadap ingatan seorang hamba terhadap Allah yang dilakukan pada waktu s}alat, itu merupakan ibadah yang paling agung, Sehingga seorang hamba mengingat Allah swt lebih utama ketika dilaksanakan pada saat melaksanakan s}alat. Karena siapa yang memelihara dengan baik s}alatnya, dia akan selalu mengingat Allah swt dan siapa yang demikian itu halnya, hatinya akan selalu terbuka menerima cahaya Illahi. Cahaya inilah yang menghasilkan pencegahan terhadap kekejian dan kemunkaran. Dan, dengan demikian, substansi s}alat, yakni mengingat Allah swt itulah yang menjadikan seseorang terpelihara. Jadi penafsiran dhikrulla>h lebih mengarah terhadap ingatan seorang hamba terhadap Allah yang dilakukan pada waktu s}alat, itu merupakan ibadah yang paling agung. Perbedaan penafsiran antara Al-T{abari dan Quraisy Shihab terhadap dhikrullah dalam surat Al-‘Ankabu>t ayat 45 adalah: 1. Al-T{abari memberikan penafsiran dengan cara mengambil dari pendapat-pandapat para sahabat dengan memperhatikan jalur sanadnya. Hal ini menunjukan bahwa Al-T{abari tidak mempunyai pendapat sendiri ia hanya menyampaikan pendapat-pandapat para sahabat yang sebelumnya pernah ada. Al-T{abari tidak menghubungkan langsung dhikrulla>h pada ayat 45 surat Al- ‘ankabu>t ini dengan kalimat sebelumnya, ia mengarahkan kata dhikrulla>h terletak pada pemahaman yang umum yakni bahwa dhikrulla>h tidak ada hanya hubungannya dengan s}alat, akan tetapi dhikrulla>h tersebut bersifat umum yaitu dhikrulla>h yang disandarkan pada seseorang atau yang disandarkan kepada Allah. 2. Quraisy Shihab menafsirkan dengan mengaitkan ayat dhikrulla>h dengan ayat sebelumnya yakni s}alat, sehingga memberikan pemahaman bahwa mengingat Allah swt yang dilakukan pada saat s}alat adalah ibadah yang paling utama dibanding mengingat Allah swt. pada waktu yang lain.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Masters (S2))
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220403 Islamic Studies (Studi Islam)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Muh Hamim
Date Deposited: 12 Apr 2019 01:21
Last Modified: 12 Apr 2019 01:21
URI: https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/322

Actions (login required)

View Item View Item