Syaefullah, Syaefullah (2015) Tidak ada keharmonisan sebagai penyebab cerai gugat wanita karir di Pengadilan Agama Kota Kediri Tahun 2013( studi kasus di PA Kota Kediri Tahun 2013). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
901100811-PRABAB.pdf Download (536kB) |
|
Text
901100811-bab1.pdf Download (315kB) |
|
Text
901100811-bab2.pdf Download (343kB) |
|
Text
901100811-bab3.pdf Download (133kB) |
|
Text
901100811-bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (466kB) |
|
Text
901100811-bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (212kB) |
|
Text
901100811-bab6.pdf Download (10kB) |
|
Text
901100811-DAFTARPUSTAKA.pdf Download (365kB) |
Abstract
Dalam kehidupan berumah tangga hendaknya harus didasari dengan adanya rasa kasih sayang dan penuh kebersamaan serta saling melengkapi di antara keduanya. Di samping saling menjaga kehormatan rumah tangga, di sisi lain harus ada rasa pengertian dan kerja sama dan komunikasi yang baik. Namun sebaliknya, jika kehidupan dalam berumah tangga sudah tidak lagi menjalankan hak dan kewajiban dan sudah tidak saling peduli, maka keharmonisan rumah tangga bisa terancam dan akhirnya berakhir dengan perceraian Wanita karir menjadi fenomena baru dalam menggugat cerai suami.sudah tidak menjadi hal yang tabu lagi bagi wanita karir menggugat suami banyak hal yang melatarbelakangi tidak ada keharmonisan wanita karir olehkarena itu sebagai seorang suami harus bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi istri dan anak-anaknya seorang suami mempunyai pengaruh yang terpenting dalm membentuk keluarga yang harmonis. Peran utama wanita dalam kehidupan berumahtangga yaitu menjaga dan membina hubungan yang harmonis terhadap pasangannya, suami yang menjadi tulang punggung keluarga dalam urusan nafkah merupakan sumber pokok dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Akan tetapi lain halnya dengan istri yang juga memiliki status sebagai wanita karir, karena selain bertanggungjawab terhadap pembinaan pendidikan anak, istri juga menjadi penopang perekonomian keluarga. Dengan demikian, muncul polemik dalam menjalin hubungan keluarga, sebagaimana kasus-kasus perceraian yang terjadi di PA kota Kediri pada tahun 2013, peneliti melakukan kajian studi putusan dalam kaitannya dengan gugatan cerai yang dilakukan oleh istri yang berprofesi sebagai wanita karir. Pandangan yang mendasar dari hakim yaitu mengenai hak dan kewajiban, hak dan kewajiban sebagai tolak ukur keluarga menjadi harmonis, yang melatarbelakangi keluarga menjadi tidak harmonis karena wanita karir dan suaminya kurang memahami hak dan kewajibanya jika ini diamalkan oleh kedua belah pihak maka gugat cerai wanita karir bisa diminimalisir dan karir tidak lagi menjadi alasan penyebab keluarga menjadi tidak harmonis. Suami istri harus memahami hak dan kewajibannya sebagai upaya membangun sebuah keluarga yang harmonis.Kewajiban tersebut harus dimaknai secara timbal balik yang berarti bahwa yang menjadi kewajiban suami merupakan hak istri dan yang menjadi kewajiban istri menjadi hak suami.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180128 Islamic Family Law > 18012807 Talaq, Khulu'(Divorce) |
Divisions: | Fakultas Syariah > Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah - Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Muh Hamim |
Date Deposited: | 12 Nov 2019 03:29 |
Last Modified: | 12 Nov 2019 03:29 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/849 |
Actions (login required)
View Item |