Nurani, Rizza Auliazzahro (2022) Tazkiyah Al-Nafs Qs. An-Najm Ayat 32 Perspektif Al-Alusi Dalam Kitab Tafsir Ruh Al-Ma'ani. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
933803918_prabab.pdf Download (1MB) |
|
Text
933803918_bab1.pdf Download (626kB) |
|
Text
933803918_bab2.pdf Download (677kB) |
|
Text
933803918_bab3.pdf Download (1MB) |
|
Text
933803918_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
933803918_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (768kB) |
|
Text
933803918_daftar_pustaka.pdf Download (747kB) |
|
Text
933803918_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
933803918_surat_pernyataan.pdf Download (249kB) |
Abstract
Penelitian ini membahas tentang pemahaman tazkiyah al-Nafs pada surat anNajm ayat 32 dalam tafsir Ruh al-Ma’ani yang ditulis oleh Imam al-Alusi. Dalam penelitian ini ada dua pokok permasalahan yang dibahas. Pertama, apa yang dimaksud tazkiyah al-Nafs dalam surat an-Najm ayat 32 perspektif al-Alusi dalam tafsir Ruh al-Ma'ani. Kedua, bagaimana pandangan para ulama terkait tafsir al-Alusi tentang tazkiyah al-Nafs. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dimana pada prosesnya memanfaatkan data-data yang dikumpulkan berdasarkan pada telaah kepustakaan (library research). Adapun sumber data utama yang penulis gunakan ialah merujuk pada kitab tafsir Ruh al-Ma'ani karya Sayyid Mahmud Al-Alusi, sementara data pendukung atau data tambahan pada penelitian ini ialah artikel jurnal ilmiah, buku-buku ilmu al-Qur’an terutama tentang tazkiyah al-Nafs, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian yang ditemukan, antara lain: (1) Tazkiyah al-Nafs menurut al-Alusi dapat diartikan sebagai pemurnian jiwa, yakni usaha manusia untuk menyucikan jiwanya dari najis-najis maknawi berupa kemusyrikan, kekufuran, keraguan, kebimbangan, dosa dan kemaksiatan, dan menghiasi dirinya dengan cara mengikuti dan mensuri tauladani Rasulullah Muhammad Saw. Adapun dalam surat an-Najm ayat 32 tafsir Ruh al-Ma’ani memaknai kalimat “fala tuzakku anfusakum” sebagai larangan dalam menyucikan diri atas hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Janganlah menganggap dirimu suci dengan mengandalkan ampunan Allah sementara kamu tetap melakukan dosa. (2) Pendapat para ulama terkait tafsir al-Alusi tentang tazkiyah al-Nafs, dapat disimpulkan sebagaimana berikut ini: a. Pendapat Hamka terkait al-Alusi sangat berkaitan, keduanya sama-sama memiliki ciri tafsir filosofis dan mistisisme. Hamka dan al-Alusi memiliki banyak kesamaan pendapat tentang definisi tazkiyah al-Nafs yaitu mensucikan jiwa (al-nafs) dari kemusyrikan, dan mungkin akhlak yang buruk. b. Pandangan Sa’id Hawwa terkait tazkiyah al-Nafs dalam tafsir al-Alusi bahwasanya kedua tokoh tersebut berbeda pendapat, Sa’id Hawwa mengemukakan jika seseorang ingin mencapai tazkiyah al-Nafs harus berproses melalui tahapan yaitu; tathahhur (pensucian), tahaqquq (merealisasikan), dan takhalluq (berakhlak). Sehingga akan memberikan hasil dan dampak terhadap jiwa seorang manusia. Sementara al-Alusi mengartikan bahwa menyucikan jiwa itu harus secara lahir maupu batin untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220403 Islamic Studies (Studi Islam) > 22040303 Al-Qur'an and Related Science (Al-Qur’an dan Ilmu yang Berkaitan) > 2204030305 Tafsir Al-Qur’an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Rizza Auliazzahro Nurani |
Date Deposited: | 02 Jan 2023 08:01 |
Last Modified: | 02 Jan 2023 08:01 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/7334 |
Actions (login required)
View Item |