Hudda, Safaat Ariful (2013) Post-Islamisme di Turki: Analisis Mengenai Keberhasilan Kelompok Muda Islamis dalam Mereinterpretasikan Sekularisme. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
903100109-prabab.pdf Download (78kB) |
|
Text
903100109-Bab1.pdf Download (125kB) |
|
Text
903100109-Bab2.pdf Download (151kB) |
|
Text
903100109-Bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (95kB) |
|
Text
903100109-Bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (45kB) |
|
Text
903100109-Bab5.pdf Download (29kB) |
|
Text
903100109-daftarpustaka.pdf Download (53kB) |
Abstract
Dalam sejarahnya politiknya, Turki dikenal sebagai negara Islam pertama yang mengadopsi sistem republik sekular. Mustofa Kemal Ataturk mengubah Turki yang dulunya berupa kekhalifahan Usmani, menjadi Republik Sekular Turki. Segala hukum dan kebijakan negara disesuaikan dengan Barat. Tentu saja ini sulit bagi masyarakatnya yang mayoritas adalah muslim dan masih terjaga nilai-nilai Islamnya. Pada periode-periode pasca Ataturk, gerakan Islamis mulai bermunculan untuk memperjuangkan kembalinya Islam di ranah politik. Berbagai upaya mereka lakukan, namun tidak pernah mencapai hasil maksimal. Kendalanya adalah adanya dua kekuatan besar penjaga ideologi sekularisme kemalis, yaitu kubu sekular dan militer. Disamping itu, kelompok Islamis ini kurang bisa berkembang dalam gerakannya, disebabkan oleh orientasi mereka mengenai sekularisme sebagai sistem yang selalu bertentangan dengan jalan Islam. Hal ini yang mengakibatkan gerakan mereka selalu berbenturan dengan negara, di mana dominansi politik berada di tangan kubu sekular dan militer. Kondisi ini membuat gerah kelompok Islamis muda. Mereka akhirnya melepaskan diri dari seniornya dan mendirikan AKP, partai baru yang tidak mau disebut partai Islam namun pro-Islam. Dipimpin oleh Erdogan, partai ini berhasil menarik simpati rakyat Turki dari berbagai kalangan, termasuk dari kubu Islamis dan sekular. Identitas partainya yang netral dan program-program yang revolusioner mengantarkan pemerintahan yang dipimpinnya mencapai kemajuan yang pesat. Namun kondisi ini tidak lantas menghilangkan kekhawatiran dari kubu sekular maupun Islamis. Ketidak-jelasan arahnya membuat kepemimpinan partai ini mendapat banyak kritik. Untuk menghilangkan kekhawatiran itu, kelompok muda Islamis dalam partai ini memunculkan interpretasi baru mengenai sekularisme. Reinterpretasi sekularisme tersebut mengusung gagasan yang lebih demokratis dalam praktik sekularismenya. Kondisi masyarakat yang mulai terbuka dalam pandangan politik dapat dibaca dengan baik oleh kelompok muda Islamis. Reinterpretasi sekularisme dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, khususnya kelompok Islamis. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi transformasi pemikiran dan gerakan Islamis di Turki sehingga Turki disebut-sebut sedang mengalami Post-Islamisme.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220402 Comparative Religious Studies 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220405 Religion and Society |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Jurusan Studi Agama-agama |
Depositing User: | Muh Hamim |
Date Deposited: | 19 Aug 2019 07:43 |
Last Modified: | 19 Aug 2019 07:43 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/574 |
Actions (login required)
View Item |