Muna, Nailul (2025) MAKNA PERHITUNGAN WETON DALAM PRIMBON JAWA MENURUT MASYARAKAT MULTIRELIGI DI DESA TANON, KECAMATAN PAPAR, KABUPATEN KEDIRI. Undergraduate (S1) thesis, UIN SYEKH WASIL KEDIRI.
|
Text
21101003_Prabab.pdf Download (6MB) |
|
|
Text
21101003_bab1.pdf Download (5MB) |
|
|
Text
21101003_bab2.pdf Download (7MB) |
|
|
Text
21101003_bab3.pdf Download (3MB) |
|
|
Text
21101003_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) |
|
|
Text
21101003_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
|
|
Text
21101003_bab6.pdf Download (774kB) |
|
|
Text
21101003_daftarpustaka.pdf Download (3MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan penulis tentang tradisi perhitungan weton bagi masyarakat Jawa. Dengan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi menjadikan tradisi ini hanya dilakukan oleh beberapa masyarakat Jawa, khususnya pada daerah Jawa yang kental dan dekat dengan Kekeratonan dan dahulunya wilayah kerajaan. Seperti bagian D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, sebagaian Jawa Timur bagian tengah dan selatan seperti Ngawi, Ponorogo, Madiun, Trenggalek, Pacitan, Kediri, dan sebaganya. Berdasarkan wilayah-wilayah tersebut pastilah memiliki beberapa keagamaan, yang mana di Indonesia sendiri terdapat beberapa agama seperti Islam, Hindu, Kristen, Katholik, Khonghuchu, dan Buddha. Dengan begitu peneliti memfokuskan kajian ini pada makna perhitungan weton bagi masyarakat multireligi yang terdapat di Desa Tanon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosesi perhitungan weton dan kegunaanya juga bagaimana masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda memaknai tradisi perhitungan weton ini. Berdasarkan fokus penelitian tersebut peneliti menggunakan penelitian Kualitatif deskriptif dengan teknik nonprobability sampling sebagai teknik dalam memilih informan. Teori yang digunakan dalam membantu proses penyelesaian kajian ini ialah Teori praktik sosial dan Teori interkasionalisme simbolik. Berdasarkan latarbelakang, tujuan, dengan metode dan teori yang digunakan dalam menyelesaikan kajian ini peneliti menemukan hasil bahwasannya. Praktik tradisi perhitungan weton masih masih bertahan dalam mayoritas masyarakat desa Tanon dikarenakan adanya habitus masyarakat desa Tanon yang terbiasa mempercayai dan mempraktikkannya. Varian 3, 4, 5, 7, 9, dan 10 sebagai modal budaya. Adanya komunikasi antarwarga sebagai modal sosial. Material biji-bijian yang digunakan dalam praktiknya. Serta dapat berlangsung dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang mengatur dan menerima praktik tersebut. Sedangkan pemaknaan tradisi ini bagi masyarakat desa Tanon diperoleh berdasarkan Neptu, interaksi antarwarga dalam pelaksanaannya. Ilmu yang dihasilkan dari generasi dahulu dengan kebiasaan titen atau mengamati. Tradisi yang tidak dilakukan maupun dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian, melestarikan tradisi, sebagai penghormatan bagi leluhur. Tradisi ini juga dimaknai sebagai identitas masyarakat Jawa. Dengan adanya perhitungan weton ini dihadaptasi dalam kalender Hindu juga menciptakan harmoni sosial antarwarga.
Actions (login required)
![]() |
View Item |
