Pengelolaan Kawasan Wisata Hutan Mangrove Trenggalek Perspektif Blue Economy, Triple Bottom Line Dan Fiqh Bi’ah

PURBA, ILYAS ADHI (2024) Pengelolaan Kawasan Wisata Hutan Mangrove Trenggalek Perspektif Blue Economy, Triple Bottom Line Dan Fiqh Bi’ah. Masters (S2) thesis, IAIN Kediri.

	Text 22505014_PraBab.pdf Download (497kB)
	Text 22505014_Bab1.pdf Download (441kB)
	Text 22505014_Bab2.pdf Download (372kB)
	Text 22505014_Bab3.pdf Download (168kB)
	Text 22505014_Bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (531kB)
	Text 22505014_Bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (313kB)
	Text 22505014_Bab6.pdf Download (136kB)
	Text 22505014_SuratPernyataanKesediaanPublikasi.pdf Download (87kB)

Abstract

ABSTRAK ILYAS ADHI PURBA, Dosen Pembimbing Dr. H. Ahmad Syakur, Lc., M.EI. dan Dr. Andriani, M.M: Pengelolaan Kawasan Wisata Hutan Mangrove Trenggalek Perspektif Blue Economy, Triple Bottom Line dan Fiqh Bi’ah, Tesis, Ekonomi Syariah, Program Pascasarjana, IAIN Kediri, 2024. Kata Kunci: Pengelolaan, Hutan Mangrove, Blue Economy, Triple Bottom Line, Fiqh Bi’ah Kawasan wisata Hutan Mangrove Trenggalek memberikan dampak ekologis dan ekonomis bagi masyarakat sekitar. Tampak kegiatan blue economy pada Kawasan Wisata Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek berbentuk kepariwisataan pesisir dengan memberikan potensi kegiatan ekonomi masyarakat sekitar. Melalui kombinasi 3P (triple bottom line) dalam mengelola Kawasan Wisata ini. Maka penting untuk melihat kerjasama 3P dalam pengelolaan hutan mangrove. Melalui pandangan fiqh bi’ah (fikih lingkungan) dapat menunjukan arah pengelolaan yang sesuai Islam. Adanya prinsip-prinsip keislaman untuk menunjukan keberpihakan pengelola terhadap alam sebagaimana yang dianjurkan Allah untuk menjaga kelestarian alam. Peneliti ini bertujuan menjelaskan pengelolaan Kawasan Wisata Hutan Mangrove perspektif blue economy, triple bottom line dan fiqh bi’ah. Penelitian merupakan jenis kualitatif deskriptif dan studi kasus karena fokus utama membahas suatu permasalahan. Kemudian data diperoleh melalui sumber primer dan sekunder. Selain itu pengumpulan data melalui observasi pada lembaga, dokumentasi data, dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan pengamatan,ketekunan pengamatan, dan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa 1) Pengelolaan Kawasan Wisata Hutan Mangrove Trenggalek meliputi pertama planning berupa perencanaan awal Kedua organizing, dengan adanya struktur kepengurusan. Ketiga actuating, terdiri atas pelaksanaan operasional dan pelaksanaan konservasi. Keempat controlling, Untuk kontrol dalam pengelolaan mangrove 2) Pengelolaan kawasan hutan mangrove trenggalek perspektif blue economy melibatkan beberapa prinsip, namun prinsip zero waste, pengelola belum mengelola sampah dengan benar karena hanya di bakar dan di timbun. Kemudian prinsip inklusivitas sosial, hanya kaum laki-laki yang terjun langsung. 3) Pengelolaan kawasan hutan mangrove trenggalek perspektif triple bottom line melibatkan beberapa pihak, namun people belum maksimal karena hanya sebagian masyarakat yang terjun langsung. 4) Pengelolaan kawasan hutan mangrove trenggalek perspektif fiqh bi’ah, terkait ayat dalam Al-Quran yang membaha terkait kewajiban menjaga lingkungan serta hadis pendukung. Selain itu menurut Ulama besar Indonesia, Alm. KH. Ali Yafie memberikan wawasan ekologis menggali kerangka pendekatan dalam mengatasi krisis lingkungan dalam khazanah fiqih yang kaya.

Actions (login required)

View Item