Analisis Yuridis Terhadap Pernikahan Idiot Dan Peran Wali Dalam Kehidupan Rumah Tangga Pasangan Idiot Di Kecamatan Balong Ponorogo

Safii, Mohamad Andi (2024) Analisis Yuridis Terhadap Pernikahan Idiot Dan Peran Wali Dalam Kehidupan Rumah Tangga Pasangan Idiot Di Kecamatan Balong Ponorogo. Masters (S2) thesis, IAIN Kediri.

[img] Text
21507013_prabab.pdf

Download (860kB)
[img] Text
21507013_bab1.pdf

Download (399kB)
[img] Text
21507013_bab2.pdf

Download (694kB)
[img] Text
21507013_bab3.pdf

Download (186kB)
[img] Text
21507013_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (323kB)
[img] Text
21507013_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (414kB)
[img] Text
21507013_bab6.pdf

Download (90kB)
[img] Text
21507013_daftapustaka.pdf

Download (234kB)
[img] Text
21507013_perpustakaan_M. Andi Safii.pdf

Download (278kB)

Abstract

Abstrak MOHAMAD ANDI SAFII, Dosen Pembimbing Dr. Ilham Tohari, M.HI. dan Dr. H. Abdullah Taufik, M.HI. Analisis Yuridis Terhadap Pernikahan Idiot Dan Peran Wali Dalam Kehidupan Rumah Tangga Pasangan Idiot Di Kecamatan Balong Ponorogo Kata kunci: Pernikahan, Pasangan idiot, Peran Wali Pernikahan diambil dari bahasa arab yaitu Zawwaja dan Nakaha. Bahasa inilah yang dipakai dalam al qur’an dan hukum islam sampai saat ini. Zawwaja memiliki arti pasangan sedangkan Nakaha adalah himpunan. Dari sinilah akar dari kata pernikahan muncul yaitu himpunan dua manusia yang saling berpasangan untuk membentuk sebuah keluarga dengan tujuan hidup bersama. Perkawinan adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untukmenempuh kehidupan rumah tangga. Sejak mengadakan perjanjian melalui akad-akad kedua belah pihak telah terikat dan sejak itulah mereka mempunyai kewajiban dan hak yang tidak mereka miliki sebelumnya. Agar pernikahan itu menjadi ideal, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi baik calon mempelai pria atau wanita, seperti yang tersirat dalam Undang-Undang Perkawinan dan KHI. Syarat-syarat calon mempelai pria adalah beragama Islam, laki-laki, jelas orangnya, dapat memberikan persetujuan, dan tidak terdapat halangan perkawinan. Sementara syarat-syarat calon mempelai wanita adalah beragama Islam, perempuan, jelas orangnya, dapat dimintai persetujuan, dan tidak terdapat halangan perkawinan. Terkait perkawinan yang dilakukan oleh penyandang cacat mental ada beberapa pendapat. Di antaranya menurut pendapat Ḥanafī dan Hambali bahwa akad nikah yang dilakukan oleh orang yang safih adalah sah, baik dia memperoleh izin dari walinya atau tidak. Sedangkan menurut Imam Syafi’i bahwa orang yang menderita cacat mental tidak mendapat hak untuk menentukan sesuatu hal yang berkaitan dengan dirinya. Hal ini dikarenakan mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri, sehingga akad yang dilakukanpun dipandang batal kecuali dengan izin wali. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan analisis sosiologi hukum, dalam hal ini guna mendapatkan data deskriptif, baik data tersebut berupa tertulis ataupun lisan. Peneliti menguraikan suatu fakta yang ada, kemudian menganalisis terhadap pandangan ahli terkait pernikahan idiot dan perwaliannya. Hasil peneitian menunjukkan bahwa pernikahan yang dilakukan penderita cacat mental adalah dilarang, jika dilihat dalam kadah taklifi. Seorang safih (penderita idiot) tidaklah mempunyai kepantasan untuk dipandang perkataan dan perbuatannya. Namun jika terdapat izin dari wali (baik wali nasab atau wali hakim) pernikahan tersebut dapat dilangsungkan. Tentunya hal ini pun dengan persetujuan dari mempelai wanita dengan keadaan calon suaminya. Segala konsekuensi yang terjadi pada pernikahan idiot merupakan tanggung jawab wali baik dari sandang pangan bahkan nafkah istri, baik berupa pangan sandang serta tempat tinggalnya. Wali dalam kehidupan pasangan idiot sangat diperlukan guna keberlangsungan hidupnya. Pendampingan yang terus menerus itulah yang menjadikan pasangan idiot itu lebih terlihat mandiri. Selain itu, adanya pendampingan dari wali terhadap pasangan idiot tersebut meupakan bentuk stimulus dan rangsangan otak guna terjalinnya sebuah komunikasi.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Masters (S2))
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180119 Law and Society (Hukum dan Masyarakat)
18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180128 Islamic Family Law > 18012801 Nikah (Marriage)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Mokamad Mahbub Junaidi
Date Deposited: 22 Sep 2025 01:57
Last Modified: 22 Sep 2025 01:57
URI: https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/19105

Actions (login required)

View Item View Item