Astutik, Rovi Andari Dwi (2025) IKHLĀṢ DALAM AL- QUR’AN (Studi Komparatif Tafsīr Ibn Kathīr dan Tafsir Al-Azhar). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
|
Text
21102060_prabab.pdf Download (857kB) |
|
|
Text
21102060_bab1.pdf Download (465kB) |
|
|
Text
21102060_bab2.pdf Download (387kB) |
|
|
Text
21102060_bab3.pdf Download (381kB) |
|
|
Text
21102060_bab4.pdf Download (516kB) |
|
|
Text
21102060_bab5.pdf Download (225kB) |
|
|
Text
21102060_DAFTARPUSTAKA.pdf Download (218kB) |
|
|
Text
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi.pdf Restricted to Repository staff only Download (158kB) |
Abstract
Astutik, Rovi Andari Dwi. Pembimbing (1) Dr. KH. A. Halil Thahir, M.H.I. dan (2) H. Zainal Muttaqin, MA. Ikhlāṣ dalam Al- Qur'an ( studi komperatif tafsīr Ibn Kathīr dan Tafsir Al-Azhar), Skripsi, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsīr, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Kediri, 2025. Kata Kunci: Ikhlāṣ,Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar,Ibn Kathīr ,Tafsīr Ibnu Kasir Penelitian ini dilatarbelakangi oleh urgensi pemahaman makna ikhlāṣ dalam Al-Qur’an, yang merupakan salah satu nilai spiritual paling fundamental dalam kehidupan seorang Muslim. Ikhlāṣ tidak hanya menjadi dasar diterimanya amal, tetapi juga menjadi cerminan kemurnian hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam konteks ini, penting untuk mengetahui bagaimana para mufassir klasik dan modern memaknai konsep ikhlāṣ tersebut. Penelitian ini menggunakan metode tafsīr muqāran (tafsir komparatif) dengan pendekatan kualitatif berbasis library research, yakni dengan menelaah secara mendalam dua karya tafsir utama, Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm karya Ibn Kathīr dan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka. Tafsīr muqaran atau tafsir komparatif merupakan metode penafsiran Al-Qur’an yang menitikberatkan pada perbandingan interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan penjelasan para mufassir. Metode ini bertujuan untuk mengkaji arah pemikiran, kecenderungan, serta latar belakang yang memengaruhi penafsiran masing-masing mufassir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Ibn Kathīr maupun Buya Hamka sepakat bahwa ikhlāṣ merupakan pemurnian niat dalam beribadah hanya kepada Allah SWT. Ibn Kathīr menekankan aspek kebersihan hati dari segala bentuk riya’ dan kepentingan duniawi, serta menggambarkannya dengan analogi susu murni yang tidak tercampur. Sementara itu, Buya Hamka menyoroti aspek kejiwaan dan sosial ikhlāṣ sebagai kebersihan hati dan ketiadaan hasrat akan pujian. Perbedaan keduanya terletak pada pendekatan dan gaya penafsiran, di mana Ibn Kathīr lebih tekstual dan berbasis riwayat, sedangkan Buya Hamka lebih kontekstual dan reflektif terhadap realitas masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam khazanah keilmuan tafsir, khususnya dalam memahami nilai-nilai spiritual Islam secara mendalam dan aplikatif.
| Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
|---|---|
| Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2204 Religion and Religious Studies (Agama dan Studi Agama) > 220405 Religion and Society |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
| Depositing User: | ROVI ANDARI DWI ASTUTIK |
| Date Deposited: | 12 Dec 2025 02:43 |
| Last Modified: | 12 Dec 2025 02:43 |
| URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/18879 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
