TOLERANSI BERAGAMA MASYARAKAT HINDU DAN ISLAM DALAM TRADISI MAGEDONG-GEDONGAN DI DUSUN PUTUK DESA BANARAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI

Anggraini, Linda Agustin (2024) TOLERANSI BERAGAMA MASYARAKAT HINDU DAN ISLAM DALAM TRADISI MAGEDONG-GEDONGAN DI DUSUN PUTUK DESA BANARAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI. Undergraduate (S1) thesis, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI.

[img] Text
PRABAB.pdf

Download (408kB)
[img] Text
20101034_bab1.pdf

Download (276kB)
[img] Text
20101034_bab2.pdf

Download (283kB)
[img] Text
20101034_bab3.pdf

Download (196kB)
[img] Text
20101034_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (490kB)
[img] Text
20101034_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (272kB)
[img] Text
20101034_bab6.pdf

Download (137kB)
[img] Text
20101034_daftarpustaka.pdf

Download (218kB)
[img] Text
20101034_lampiran.pdf

Download (1MB)
[img] Image
Surat Peryataan.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (68kB)

Abstract

ANGGRAINI, LINDA AGUSTIN, 2024. Toleransi Beragama Masyarakat Hindu dan Islam dalam Tradisi Magedong-gedongan di Dusun Putuk Desa Banaran, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, Skripsi, Prodi. Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kediri. Pembimbing (1) Dr. H. M. Dimyati Huda, M.Ag dan (2) Saiful Mujab, M. A. Kata Kunci: Toleransi, Hindu dan Islam, Tradisi Magedong-gedongan Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan tradisi yang beragam. Tradisi tersebut biasanya memperingati hari besar, menyambut kelahiran, menghormati orang meninggal, bahkan ada juga yang untuk mengawali bisnis. Salah satunya yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Putuk Desa Banaran Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, setiap ada umat Hindu yang sedang hamil tujuh bulan, maka akan diperingati dengan upacara magedong-gedongan,atau biasa dikenal dengan tradisi tingkeban. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan objek penelitian tentang toleransi beragama dan tradisi magedong-gedongan. Penggalian data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara pada masyarakat Desa Kandangan. Teori yang dipakai dalam peneltian ini menggunakan teori toleransi beragama dengan Gus Dur sebagai tokohnya, karena teori ini yang relevan untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tradisi magedong-gedongan merupakan salah satu manifestasi dari kearifan lokal masyarakat dalam menjalin hubungan yang baik antar umat beragama. Dengan pendekatan teori Gus Dur melalui teori toleransi beragama, mampu menjelaskan toleransi beragama antar masyarakat Hindu dan Islam dalam tradisi magedong-gedongan di Dusun Putuk Desa Banaran. Jika berangkat dari sejarah, tradisi magedong-gedongan bertujuan untuk mendoakan si ibu dan jabang bayi dengan harapan agar diberkan kesehatan, kelancara dalam proses persalinan, jugaketika bayi telah lahir akan menjadi manusia yang berbudi pekerti yang baik serta memberikan keberkahan bagi sekelilingnya. Seluruh instrumen tradisi tersebut merupakan perlambangan terhadap kehidupan. Semua diramu, disusun, dan diaplikasikan dalam kehidupan, maka terciptalah kehidupan yang damai. Inti dari tradisi tersebut adalah: terjalinnya silaturahim antar umat beragama Hindu dan Islam, memohon doa restu pada Tuhan dengan kehamilan serta ungkapan rasa syukur, sebagai media nguri-nguri budaya Jawa dan menghormati para leluhur.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1))
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES (Filosofi dan Studi Agama) > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Jurusan Studi Agama-agama
Depositing User: LINDA AGUSTIN ANGGRAINI
Date Deposited: 06 Oct 2025 04:19
Last Modified: 06 Oct 2025 04:19
URI: https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/17566

Actions (login required)

View Item View Item