Ula, Alfi Farikhatul (2024) Model Inteligensi Profetik Berbasis Kisah Para Nabi dalam al-Qur'an: Analisis terhadap Fenomena Urban Sufism di Era Society 5.0. Masters (S2) thesis, IAIN Kediri.
![]() |
Text
22502013_prabab.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
22502013_bab1.pdf Download (341kB) |
![]() |
Text
22502013_bab2.pdf Download (478kB) |
![]() |
Text
22502013_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (994kB) |
![]() |
Text
22502013_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (376kB) |
![]() |
Text
22502013_bab5.pdf Download (77kB) |
![]() |
Text
22502013_daftarpustaka.pdf Download (242kB) |
![]() |
Text
22502013_daftarriwayathidup.pdf Download (119kB) |
![]() |
Text
22502013_lampiran.pdf Download (577kB) |
![]() |
Text
22502013_suratpernyataan.pdf Restricted to Repository staff only Download (111kB) |
Abstract
Inteligensi profetik adalah aktualisasi potensi kenabian dalam memahami dan beradaptasi dengan baik pada situasi atau masalah. Inteligensi ini merupakan inteligensi qalbiyah yang dimiliki oleh para nabi dan rasul melalui penyucian jiwa dan latihan-latihan spiritual. Selain didapatkan melalui usaha, inteligensi ini juga didapatkan dari anugerah Allah Swt. Inteligensi profetik meliputi empat model, antara lain inteligensi adversitas, spiritual, emosional, dan intelektual. Inteligensi profetik berbeda dengan mukjizat, yakni ia menjadi sifat wajib bagi para nabi berupa fatanah yang merupakan bekal dakwah, sedangkan mukjizat menjadi bukti penguat dakwah tersebut. Perbedaan ini dijadikan landasan untuk menganalisis model inteligensi profetik para nabi dalam kisah-kisahnya secara lebih hati-hati. Fungsi kisah para nabi adalah sebagai oase spiritual, poros keteladanan, inspirasi bagi kehidupan, dan untuk meningkatkan keimanan melalui penanaman dasar-dasar ajaran agama. Oleh karena itu, fokus dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model inteligensi profetik para nabi dalam kisah-kisahnya di al-Qur’an dan menganalisis relevansi praktik pengembangan inteligensi profetik dengan urban sufism di era society 5.0. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan dengan berpendekatan kualitatif. Al-Qur’an sebagai sumber data primer. Adapun buku, artikel jurnal, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfa>z} al-Qur'a>n al-Kari>m, Asma>' al-Nabi> fi> al-Qur'a>n wa al-Sunnah, al-Ba>h}ith al-Qur'a>ni>, aplikasi Ensiklopedi Hadits – Kitab 9 Imam, dan situs di internet sebagai sumber data sekunder. Data dikumpulkan menggunakan metode dokumentasi dengan analisis isi, meliputi langkah-langkah tafsir tematik, sufistik, dan psikologi kognitif. Hasil penelitiannya, antara lain (1) Prototipe inteligensi adversitas: Nabi Nuh a.s., Nabi Lut a.s., Nabi Ismail a.s., Nabi Ayub a.s., Nabi Zulkifli a.s., Nabi Ilyas a.s., Nabi Ilyasak a.s., Nabi Yunus a.s., Nabi Zakaria a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad saw. Prototipe inteligensi spiritual: Nabi Idris a.s., Nabi Ishak a.s., Nabi Harun a.s., Nabi Daud a.s., Nabi Yahya a.s., dan Nabi Muhammad saw. Prototipe inteligensi emosional: Nabi Hud a.s., Nabi Saleh a.s., Nabi Yakub a.s., Nabi Yusuf a.s., Nabi Musa a.s., dan Nabi Muhammad saw. Prototipe inteligensi intelektual: Nabi Adam a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Syuaib a.s., Nabi Sulaiman a.s., dan Nabi Muhammad saw. (2) Praktik pengembangan inteligensi profetik dengan urban sufism relevan diterapkan di era society 5.0, sebab ia hadir menjawab problematika masyarakat sebagai praktik modernisasi spiritual yang fleksibel.
Actions (login required)
![]() |
View Item |