Yonggarantau, Diamonica (2024) Analisis Yuridis Dan Tinjauan Maqashid Syari'ah Al-Syatibi Terhadap Putusan Nomor 257/Pdt.P/2023/PN Yyk. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.
Text
931112120_prabab.pdf Download (1MB) |
|
Text
931112120_bab1.pdf Download (403kB) |
|
Text
931112120_bab2.pdf Download (330kB) |
|
Text
931112120_bab3.pdf Download (496kB) |
|
Text
931112120_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (506kB) | Request a copy |
|
Text
931112120_bab5.pdf Download (208kB) |
|
Text
931112120_daftarpustaka.pdf Download (185kB) |
Abstract
Putusan dari Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam Putusan Nomor 257/Pdt.P/2023/PN.Yyk berkaitan dengan pengampuan (curatele) bagi penyandang disabilitas pengidap autisme. Dalam permohonan pengampuan, biasanya diajukan oleh anggota keluarga sedarah seperti yang termaktub dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Namun yang terjadi dalam kronologi dari putusan tersebut, diajukan oleh seseorang yang bukan berasal dari keluarga sedarah. Hal tersebut juga menimbulkan pertanyaan lain, apakah dengan adanya putusan pengampuan tersebut bisa melindungi curandus dari aspek perlindungan dalam agama Islam, seperti maqashid syari’ah. Sehingga penelitian ini lebih lanjut melibatkan analisis yuridis untuk mendapatkan jawaban terkait dasar hukum yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan permohonan pengampuan serta melibatkan maqashid syari’ah Al-Syatibi. Penelitian ini menerapkan pendekatan hukum normatif (legal research) untuk memahami aturan dan prinsip terkait masalah yang diteliti. Dua pendekatan yang digunakan adalah perundang-undangan (statue approach) dan kasus (case approach). Sumber data mencakup konsep maqashid syari’ah, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, dan Putusan Pengadilan Nomor 257/Pdt.P/2023/PN Yyk. Hasil dari penelitian ini adalah dalam Putusan Pengadilan Nomor 257/Pdt.P/2023/PN Yyk pertimbangan hakim dalam menjumpai kasus permohonan pengampuan yang diajukan oleh seseorang yang tidak memiliki hubungan keluarga sedarah, disesuaikan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, serta dilihat dari kredibilitas curator yang mendukung atas pengampuan tersebut. Selanjutnya putusan tersebut ditinjau dari perspektif maqashid syari’ah Al-Syatibi, yakni putusan tersebut mendatangkan kemaslahatan yang ditujukan pada maqashid al-mukallaf serta aspek maqashid dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat. Karena seorang penyandang disabilitas yang mengidap autisme tersebut tidak mampu melangsungkan dan memenuhi kehidupannya secara mandiri sehingga diperlukannya curator yang memiliki kualifikasi atas pemenuhan curandus.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180126 Tort Law (Hukum Perdata) 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Syariah > Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah - Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | DIAMONICA YONGGARANTAU |
Date Deposited: | 08 Jul 2024 06:33 |
Last Modified: | 08 Jul 2024 06:33 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/13324 |
Actions (login required)
View Item |