WAHYUNI, NUNIK (2024) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PENJUALAN CABAI (Studi Kasus di Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri). Undergraduate (S1) thesis, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI.
Text
20302006_bab1.pdf Download (299kB) |
|
Text
20302006_bab2.pdf Download (412kB) |
|
Text
20302006_bab3.pdf Download (119kB) |
|
Text
20302006_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (148kB) |
|
Text
20302006_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (333kB) |
|
Text
20302006_bab6.pdf Download (95kB) |
|
Text
20302006_daftarpustaka.pdf Download (169kB) |
|
Text
20302006_prabab.pdf Download (1MB) |
Abstract
WAHYUNI, NUNIK. Dosen Pembimbing SHEYLA NICHLATUS SOVIA, LC., M.AG dan AFIFAH MAYANINGSIH, S.PD., M.H. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Akad Wakalah Pada Penjualan Cabai (Studi Kasus Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri), Skripsi, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, IAIN Kediri, 2024. Kata kunci: Akad, Wakalah, Jual Beli, Hukum Islam. Terjadi praktik akad wakalah dalam jual beli cabai antara pengepul dan agen. Contohnya terjadi di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, di mana pengepul cabai menjualnya melalui agen dengan memberikan kuasa kepada agen untuk menjual barang tersebut. Namun, dalam praktiknya, terdapat campuran cabai segar dengan yang hampir busuk yang diterima oleh agen dari pengepul. Sebagai akibatnya, agen curang dengan mencampurkan cabai hampir busuk dengan yang segar sebelum dijual ke pasar grosir. Tindakan ini dapat merugikan pembeli karena mereka menerima barang dengan kualitas campuran cabai yang sudah tidak segar. Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum empiris yang mengkaji fenomena atau masalah sosial yang terjadi di lapangan dengan pendekatan socio-legal. Data yang diperoleh berasal dari pengepul cabai dan agen cabai Desa Menang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini, akad wakalah yang dilakukan oleh agen cabai dan pengepul cabai adalah akad wakalah al-muthlaqoh karena tidak ada batas dan syarat tertentu yang diberikan pengepul sebagai muwakkil kepada agen sebagai wakil. Pada praktiknya pihak pengepul mencampurkan cabai yang busuk dengan cabai yang segar dengan alasan agar tidak rugi. Akibat dari hal tersebut pihak agen melakukan jual beli dengan cara melakukan pencampuran cabai yang kualitas bagus dengan cabai kualitas rendah atau hampir busuk supaya bisa tetap terjual dan mendapat untung. Sehingga jual beli yang dilakukan oleh agen termasuk dalam jual beli tadlis kualitas (ghisy). Namun adanya keridhaan dari pihak pembeli menerima cabai kualitas rendah tersebut, sebab adanya potongan harga dari pihak agen pada saat harga cabai sedang mahal yakni berkisar Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,-. Akad wakalah dalam jual beli cabai yang terjadi di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri tetap sah dilakukan karena adanya keridhaan dari pihak pembeli terhadap transaksi jual beli yang dilakukan. Meskipun jual beli yang dilakukan oleh agen atau wakil termasuk jual beli yang haram dan dilarang.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180105 Commercial and Contract Law (Hukum Dagang) |
Divisions: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Ekonomi Syariah |
Depositing User: | NUNIK WAHYUNI |
Date Deposited: | 20 May 2024 07:03 |
Last Modified: | 20 May 2024 07:03 |
URI: | https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/12856 |
Actions (login required)
View Item |