Perjanjian Nikah dalam Perspektif Madhhab Shafi’i dan Kompilasi Hukumm Islam

Hakim, Lukman (2013) Perjanjian Nikah dalam Perspektif Madhhab Shafi’i dan Kompilasi Hukumm Islam. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.

[img] Text
931101109-lukman-2012 1cover_931101109-lukman-2012 3daftisi.pdf

Download (108kB)
[img] Text
931101109-lukman-2013 4bab 1.pdf

Download (147kB)
[img] Text
931101109-lukman-2013 4bab 2.pdf

Download (44kB)
[img] Text
931101109-lukman-2013 4bab 3.pdf

Download (128kB)
[img] Text
931101109-lukman-2013 4bab 5.pdf

Download (41kB)

Abstract

Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang dibuat oleh calon pengantin, baik laki-laki maupun perempuan sebelum perkawinan mereka dilangsungkan, dalam isi perjanjian tersebut mengikat hubungan perkawinan mereka. Dalam prakteknya perjanjian nikah ini belum banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia, hal ini karena asal dari perjanjian nikah tersebut dari buadaya barat sedangkan masyarakat Indonesia dominan dengan budaya ketimuran. Perjanjian nikah bisa digunakan sebagai acuan jika terjadi perselisihan dikemudian hari serta bisa mewujudkan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah. Pemilihan madhhab Sha>fi’i karena madhhab Sha>fi’i adalah yang dominan di negara Indonesia juga dalam produk hukumnya madhhab Sha>fi’i lebih lentur dan pas diterapkan untuk kebudayaan masyarakat Indonesia juga karena memang terdapat perbedaan yang antara perjanjian nikah madhhab Sha>fi’i dan Kompilasi Hukum Islam. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan data-data dari kepustakaan sehingga penelitian ini juga disebut dengan kajian pustaka (library reserch). Dalam menjawab permasalahan penelitian ini mengguanakan metode induktif, dedutif dan komparatif sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat kesesuaian perjanjian nikah Shafi’i dan KHI yaitu, di dalam madhhab Sha>fi’i juga dikenal perjanjian nikah dengan sebutan الشرط في النكاحdengan poin kesesuaiannya adalah dasar dan syarat pembuatan perjanjian nikah, bentuk perjanjian nikah, kewajiban suami setelah dibuat perjanjian nikah, isi dari perjanjian nikah, dan waktu pelaksanaan perjanjian adalah sebelum perkawinan untuk perjanjian nikah. Adapun perbedaan yang terdapat dalam madhhab Sha>fi’i dan KHI mengenai perjanjian nikah yaitu, akibat yang terjadi ketika perjanjian nikah atau taklik talak itu dilanggar memberikan hak kepada istri untuk mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama, menurut Sha>fi’iyah, jika yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan tujuan nikah maka hanya berakibat batalnya mahar sang istri yang kemudian digantikan dengan mahar mitsil. Jika yang diperjanjikan itu bertentangan dengan tujuan nikah maka akibatnya nikah itu menjadi batal. Sedangkan dampak pelanggaran taklik talak adalah langsung terjadi talak seketika itu juga. Waktu pembuatan perjanjian nikah saat akad untuk taklik talak dalam KHI sedangkan Sha>fi’iyah setelah akad nikah.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1))
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180128 Islamic Family Law > 18012801 Nikah (Marriage)
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah - Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Muh Hamim
Date Deposited: 25 Jul 2019 00:33
Last Modified: 25 Jul 2019 00:33
URI: https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/529

Actions (login required)

View Item View Item