Tinjauan hukum Islam terhadap tradisi bubuwarang dalam perkawinan di desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon

M. FIKRIL, HAKIM (2013) Tinjauan hukum Islam terhadap tradisi bubuwarang dalam perkawinan di desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Kediri.

[img] Text
901100210-fikrihakim-2013 4bab1.pdf

Download (81kB)
[img] Text
901100210-fikrihakim-2013 4bab2.pdf

Download (176kB)
[img] Text
901100210-fikrihakim-2013 4bab3.pdf

Download (54kB)
[img] Text
901100210-fikrihakim-2013 4bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (132kB)
[img] Text
901100210-fikrihakim-2013 4bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (136kB)
[img] Text
901100210-fikrihakim-2013 4bab6.pdf

Download (33kB)
[img] Text
901100210-fikrihakim-2013 5dafpus.pdf

Download (34kB)

Abstract

Apabila seseorang hendak kawin, maka ia harus memenuhi beberapa rukun atau syarat seperti masalah maskawin yang harus ditunaikan calon suami kepada calon istri sebagai kewajiban. Dari paparan diatas, penyusun tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai perkawinan adat di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon.Disamping maskawin, pihak lakilaki harus membawakan perabot rumah tangga yang meliputi seperangkat alat dapur lengkap, kursi dan meja ruang tamu, almari, ranjang ples kasurnya, dan meja rias kamar tidur, serta sejumlah uang.Praktek ini yang penyusun dan masyarakat setempat mengenal dengan istilah bubuwarang. Bubuwarang ini dirasa memberatkan pihak laki-laki yang ingin berumah tangga, sehingga tidak sedikit pemuda lajang yang lewat umur belum menikah hanya karena alasan belum adanya dana untuk bubuwarang.Sementara pihak perempuan terbantu dengan mendapatkan bubuwarang itu.Maka sebenarnya bagaimana tradisi bubuwarang dalam perkawinan di Tegalgubug Arjawinangun Cirebon?. Dan bagaimana tinjauan hukum Islam memandang tradisi tersebut?. Untuk memperoleh jawaban, penyusun menggunakan metode penelitian lapangan, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan interview untuk dapat menganalisa tradisi bubuwarang ditinjau dari hukum Islam, dan sejauh mana maslahah dan mafsadah dari adat bubuwarang tersebut.Datanya diperoleh melalui wawancara terhadap para pelaku adat baik orang tua, pemuda dan tokoh masyarakat.Dari hasil wawancara tersebut kemudian dianalisis untuk ditarik pada kesimpulan.Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik, yaitu penelitian yang menyajikan, menguraikan, menganalisa, dan mengumpulkannya sebagai data dengan pendekatan normative, yaitu‘urf. Adapun hasil penelitian ini adalah bubuwarang dalam perkawinan merupakan adat yang tidak ditetapkan hukumnya oleh syara’ dan tidak ada dalil yang melarang atau mewajibkannya.Bubuwarang pada perkawinan adat di desa Tegalgubug dapat diterima oleh hukum Islam karena didalamnya mengandung unsur nafkah demi kesejahteraan hidup dalam berumah tangga.Danbubuwarang bisa saja disebut sebagai hadiah, yaitu hadiah yang diberikan oleh calon suami kepada calon istri atas dasar rasa cinta kasih dan penghargaan.Harta benda bubuwarang mengandung kamaslahatan meski terdapat unsur mafsadat, tetapi unsur mafsadat itu akan hilang manakala sudah terjadinya mufakat, melalui kesepakatan dan rundingan terkait bubuwarang yang diberikan, sehingga siap maupun tidak siap, pihak mempelai laki-laki telah menyetujui dan meng-iyakan kesepakatan yang dilangsungkan. Dengan demikian bisa diasumsikan bahwa tradisi tersebut masih mempunyai tempat sangat bernilai dan berkembang dalam masyarakat, dianut, dipatuhi serta diakui keberadaannya.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Undergraduate (S1))
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES (Ilmu Hukum) > 1801 Law and Islamic Law > 180113 Family Law (incl. Islamic Family Law, Munakahat)
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah - Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Muhamad Hamim
Date Deposited: 11 Dec 2018 03:15
Last Modified: 11 Dec 2018 03:15
URI: https://etheses.iainkediri.ac.id:80/id/eprint/5

Actions (login required)

View Item View Item